Mohon tunggu...
Bambang Priyanto
Bambang Priyanto Mohon Tunggu... -

Lahir di Solo, sekolah dan besar di Jakarta. Sehari-hari sebagai buruh pabrik, menyempatkan diri sebagai aktifis gerakan buruh. Berminat terhadap kajian sejarah, hukum, sosial, politik dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Halal Bihalal 1431 H

8 Oktober 2010   04:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:37 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Disarikan dari ceramah Prof. DR. KH. M. Quraish Shihab pada acara Halal bi halal 1431 H  PT Indocement  di Aula Masjid As-Salaam, Pabrik Citeureup. Mengangkat tema Bagusnya Silaturahmi, Memperkokoh Kekeluargaan)

Halal bihalal, dua kata berangkai yang sering diucapkan dalam suasana Idul Fitri, adalah satu dari istilah-istilah “keagamaan” yang hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia. Halal bi halal tidak berhubungan dengan hukum fiqih Islam yang lima (Halal, Sunah,Haram, Makruh dan mubah).

Dalam pendekatan terminologiber-halal bihalal merupakan bentuk aktifitas yang mengantarkan para pelakunya untuk menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghalang terjalinnya keharmonisan hubungan. Boleh jadi dalam aktifitas sehari-hari kita melakukan/memutuskan sesuatu perkara yang kita anggap adil tetapi melukai hati pihak lain, atau kita tidak melakukan sesuatu yang haram tetapi berperangai dingin, keruh, dan kusut yang membuat orang lain tidak nyaman, retak hubungan dan salah paham. Maka secara kultural perlu diselesaikan secara baik; yang beku dihangatkan, yang kusut diluruskan, dan yang kusut diurai atau dilepaskan. Keretakan hubungan hendaknya disikapi dengan; Menahan amarah (Walkaziminal Ghaiza), Memberi maaf/ memaafkan (Wal’afina Aninnas) dan Melakukan kebaikan kepada orang yang diberi maaf (Wallahu Yuhibbul Muhsinin).

Pesan moral lainnya adalahperlunyakita mengimpelementasikan nilai-nilai silaturahmi yaitu menyambung kasih sayang kepada semua hamba Allah; manusia, tumbuhan, hewan dan lingkungan hidup. Itulah nilai universalitas agama berupa pengenalan terhadap Tuhan dan memberikan rasa damai untuk kehidupan; berilah kedamaian sebanyak banyaknya, kalau tidak mampu memberi jangan mengambil hak orang lain. Untuk mencapai Bagusnya Silaturahmi harus dengan hati karena semakin erat hubungan maka semakin banyak yangdapat dihasilkan dan bukannya semakin dekat hubungan semakin banyak tuntutan.

Kita harus mendorong diri sendiri dan orang lain sebanyak-banyaknya untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar segigihnya. Jadilah orang baik dan berbuat kebajikan, tatkala keadaan lapang maupun pas-pasan. Berbuat baik tidak perlu menunggu banyak, akan tetapi kalau dapat banyak itu lebih baik. Dunia ini penuh dengan orang yang nasibnya tidak menyenangkan, maka senangkanlah mereka dengan apa dan seberapa yang kita mampu, sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Halal-bihalal yang merupakan tradisi khas bangsa Indonesia merefleksikan bahwa Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin adalah agama toleran, yang mengedepankan pendekatan hidup rukun dengan semua agama. Perbedaan agama bukanlah tanda untuk saling memusuhi dan mencurigai, tetapi hanyalah sebagai sarana untuk saling berlomba-lomba dalam kebajikan. Ini sesuai dengan Firman Allah,Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al Hujarat : 13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun