"Terus...terus apa yang terjadi?" tanyaku kepo.
"Tidak terjadi apa-apa. Maksudku tak terjadi hal yang aneh-aneh. Namun sejak detik itu, kondisi tubuhku berangsur-angsur membaik dan menguat cukup cepat. Segala ketakutanku berangsur menyingkir, berganti dengan ketenangan dan optimisme."
"Kini hari-hariku penuh kebahagiaan dan rasa syukur. Aku bersyukur banget kepada Tuhan Yesus yang telah menolong dan memulihkanku. Dan yang paling penting, Dia telah membangkitkan imanku kembali. Sekarang dan seterusnya, imanku hanya kepada-Nya saja!" tegasnya lagi.
"Itu bagus banget, tapi gimana ceritanya, kok sampai kamu bisa lepas dari pengaruh kuasa berhala-berhalamu itu?"
"Pertama, karena faktanya setan-setan itu memang tak becus sama sekali menolongku. Kedua, karena aku baru ngerti, bahwa kuasa Kristus itu ternyata jauh lebih besar ketimbang kuasa mereka semua. Pengertian itu muncul bukan semata-mata karena pengalaman kesembuhanku. Tapi karena Kitab Suci sejak zaman dahulu memang telah menuliskannya."
"Apa? Kata Kitab Suci? Kapan kamu membaca Alkitab?"
"Hei jangan under estimate dulu, Non! Dulu memang aku males baca Alkitab, tapi sejak disembuhkan Tuhan Yesus, aku setiap hari rajin baca Alkitab." Jelasnya mantap.
"Puji Tuhan! Aku ikut senang! Tapi ayat mana atau peristiwa apa dalam Alkitab, yang menjelaskan bahwa kuasa Kristus jauh lebih besar dari kuasa Iblis dan setan-setan?" kejarku men-test-nya.
"Minimal dari dua peristiwa. Peristiwa pertama adalah ketika Iblis mencobai Tuhan Yesus (Matius 4-11). Di situ, Iblis menyebut Yesus sebagai Anak Allah. Artinya Ia bukan sekadar manusia biasa. Atau Yesus bukan hanya seorang nabi saja. Melainkan Tuhan Allah sendiri yang berinkarnasi menjadi manusia. Dan faktanya, pencobaan Iblis terhadap Tuhan Yesus gagal total. Si pencoba itu bisa saja sukses mencobai semua manusia, tapi sama sekali tak berdaya menghadapi Tuhan Yesus. Malah Kristuslah yang mengusir Iblis: 'Enyahlah Iblis!'"
"Yang kedua, pada peristiwa apa?" kejarku.
"Pada peristiwa penyembuhan orang yang kerasukan di Gerasa (Lukas 8:26-39). Pada saat itu, setan-setan itu juga menyebut Yesus sebagai Anak Allah Yang Mahatinggi. Bahkan mereka memohon agar Yesus tidak menyiksa atau menghukum mereka. Artinya mereka mengakui ke-Allah-an Kristus. Pun mengakui bahwa Kristus punya kuasa untuk menyiksa atau menghukum mereka pada jurang maut. Makanya, mereka memohon agar masuk ke kawanan babi saja. Itu bukti kuat, bahwa setan itu bertekuk lutut di hadapan Dia."