Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jangan Overconfidence!

29 November 2019   18:41 Diperbarui: 29 November 2019   18:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tetapi, kalau rasa percaya diri itu berlebihan atau terlalu ke-pede-an, hasilnya biasanya malah justru sebaliknya. Berikut ini adalah salah satu contoh yang paling aktual tentang hal itu.

Penyesalan Akira Nishino

Adalah  Akira Nishino, pelatih Timnas U-22 Thailand, yang menyesal setelah skuatnya ditumbangkan Egy Maulana Vikri Cs. Kekalahan 0-2 dari Garuda Muda tempo hari tersebut, sangat menyesakkan dadanya.  Salah satu penyebab kekalahan timnya, menurutnya karena dia tidak menyertakan seorang pun pemain senior. Sementara Indonesia menyisipkan 2 orang pemain senior, yaitu Evan Dimas dan Zulfiandi.

Meski regulasi mengijinkan menyertakan 2 pemain senior, tapi pelatih asal Jepang itu, tidak mau memanfaatkan jatah tersebut. Alasannya, dia sudah sangat percaya pada kemampuan para pemain mudanya. Mengingat dari statistik, Timnas Thailand selama ini lebih banyak menangnya jika melawan semua kesebelasan dari Asia Tenggara. Juga status mereka sebagai Juara Bertahan Sea Games 2017.

Rupanya semua catatan prestasi dari Timnas Thailand tersebut, yang kemudian membuat mereka menjadi terlalu percaya diri. Dan sikap overconfidence seperti itulah yang telah  menjungkalkan dirinya sendiri ke dalam kekalahan. Mereka tersentak oleh perlawanan Garuda Muda yang ngotot, ngeyel dan ciamik itu. Mereka shock atas kekalahan yang dideritanya. Akhirnya, mereka menyesali dirinya sendiri.

Saya sendiri agak merasa heran dengan kecerobohan Akira Nishino. Mungkin baginya, hanya Vietnam sajalah pesaing kuat bagi timnya. Sehingga andai saja tidak bisa juara grup, minimal bisa runner up-nya. Artinya masih bisa melenggang ke semifinal.

Jika begitu cara dia menghitungnya, berarti mereka telah menganggap remeh Indonesia dan dan kompetitor lainnya. Apakah dia tidak memperhitungkan, bahwa baru saja Timnas U-22 Indonesia mampu mengalahkan tim kuat Iran? Atau paling tidak, mereka diskusi dulu dengan Miyabi yang sebelumnya sudah menjagokan Tim Merah Putih.

Raja KO yang di-KO 

Tiba-tiba saja saya teringat dengan pengalaman pahit yang dialami Mike Tyson. Jawara Tinju kelas barat yang dijuluki Si Leher Beton itu, pada tanggal 10 Februari 1990 di Tokyo-Jepang, menggelepar di-KO oleh James "Buster" Douglas. 

Sang Raja KO yang sebelumnya punya rekor fantastis. Yaitu, 37 menang dan belum pernah kalah. Yang 33 kemenangannya diraih dengan KO. Saat itu harus tersungkur, menggelosoh dan terkapar di lantai ring tinju.

Peristiwa itu, saya anggap sebagai pertandingan tinju yang paling dramatis dan paling sensasional di abad itu. Itu adalah kekalahan pertamanya, sekaligus kekalahan yang paling menyakitkan baginya. Sebaliknya, itu adalah kemenangan yang paling membanggakan bagi James Douglas. Kenapa Si Raja KO sampai bisa dipukul KO?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun