Saat ini, selain Jokowi, tokoh Indonesia yang paling banyak menyedot perhatian adalah Prabowo Subianto. Pernyataan-pernyataannya. Obsesi dan mimpi-mimpi besarnya.Â
Atraksi dan manuver-manuver politiknya. Gestur dan intonasinya dalam berorasi. Banyolan-banyolan kritis yang dilontarkannya di berbagai kesempatan. Semuanya itu kerap kali memunculkan kontroversi yang menarik untuk dinikmati.
Lebih-lebih ketika pada akhirnya, ia benar-benar mau membantu Jokowi, sebagai Menteri Pertahanan-nya. Pro kontra atas keputusannya itu, menjadi perdebatan seru di berbagai kalangan dan media. Bahkan kekecewaan, kritikan, cibiran dan nyinyiran tajam dari berbagai pihak pun diarahkan kepadanya.
Ada yang mengatakan, anak Begawan Ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo itu, telah mencla-mencle. Pragmatis dan sangat transaksional. Juga ada yang menyebut mantan suaminya Titiek Soeharto itu, inkonsistensi dan telah kehilangan idealismenya.
Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkomentar: "Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga (hanya koalisi, tak ada oposisi)." Hal itu diucapkannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Secara tersirat, Wakil Ketua MPR dari PKS itu, cukup menyayangkan sikap politik Prabowo tersebut. Bahkan ia meminta agar Prabowo Subianto mau mengukur marwah dirinya jika mau masuk ke Kabinet Jokowi.
"Itu yang harus mengukur ya beliau. Beliau-lah yang pertama kali harus mengukur, apakah itu akan menurunkan marwah beliau. Kemarin jadi kompetitor, sekarang jadi pembantu presiden."
Di antara sekian banyak nyinyiran yang ditembakkan ke diri mantan menantu Soeharto itu, yang paling memerahkan telinga adalah nyinyirannya Rocky Gerung. Saat berkunjung ke Markas C&R, Rocky Gerung membuat deklarasi.Â
Hari itu, menurut Ilham Bintang, Rocky menyatakan beroposisi kepada Prabowo. Ia akan "road show" berkeliling Tanah Air untuk mengajak para Kampret beroposisi terhadap Ketua Umum Gerindra itu.
Rocky mengingatkan komitmennya dulu, bahwa dua belas menit setelah pelantikan Presiden baru -- siapa pun yang terpilih -- maka saat itu dia akan beroposisi.
"Sekarang, Prabowo sudah bergabung dengan Jokowi sebelum pelantikan. Makanya, saya majukan deklarasi saya beroposisi, menjadi mulai hari ini."