Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Golput? "No Way"!

29 Maret 2019   08:31 Diperbarui: 29 Maret 2019   08:42 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang aku suka melayang di awan berkabut di antara liukan aksi merpati-merpati yang saling bersahut. Itu sensasi megah penuh kejut. Melambangkan kemerdekaan demokrasi yang beradab nan patut.

Aku sangat paham gerakan angin yang melintang memutar melabrak. Bersama gertakan puluhan gagak yang menggebrak. Itulah kemolekan kebebasan di angkasa raya. Simbol kedaulatan segala kawula.

Aku paham ketika Arief Budiman menggelar gerakan golongan putih di zaman orba. Karena demokrasi hanya pemanis, hanya lipstik, hanya topeng, hanya kain batik yang diracik apik. Untuk membalut nafsu kuasa menggurita. Untuk tetap tegakkan kerajaan keluarga. Maka golput adalah protes dan pilihan politik kritis.

Aku juga mafhum saat Gus Dur pun pernah menyeru golput. Karna dia punya pijakan argumen yang kuat.

Tapi kalau kini, opsi itu dikibarkan lagi, bukankah itu kemunduran yang naf? Bukankah tehnologi informasi sudah memanja nobatkan kita semua jadi pengamat pengawal dan pengawas proses demokrasi?

Sebab itu, jangan rayuku ikuti maumu. Tidakkah kau malu pada bunga-bunga itu? Pada bintang-bintang yang menggeleng menatapmu? Pada nyanyian bocah-bocah milenial yang mengkritisimu?

Dengar! Bagiku, golput adalah sikap politik yang sudah keriput. Sikap berdemokrasi yang cemberut, kalut dan mengerut. Mental politik para cecurut, penakut dan pengecut.

Sama sekali bukan cermin kegagahan, tapi bukti kerapuhan, apatisme dan kelicikan

Tak bawa berkat apapun, kecuali pengerdilan diri akut.

Maka, haramkanlah!

         ==000==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun