Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Waspadai Para Durna Politik!

4 Maret 2019   10:57 Diperbarui: 4 Maret 2019   11:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam mitologi Hindu, tepatnya dalam Wiracarita Mahabharata, ada seorang tokoh yang bernama Drona. Ia disebut juga Dronacharya; Resi Drona; Bagawan Drona atau Pandita Durna. Ketika  masih muda, ia dikenal dengan nama Kumbayana. Dalam versi pewayangan Jawa, Durna diceritakan sebagai seorang tokoh yang sakti mandraguna. 

Ia seorang ahli strategi perang. Ia punya pusaka andalan yaitu panah Sangkali (yang kemudian diberikan kepada Arjuna), serta Keris Cundamanik. Karena kesaktian dan kemahirannnya dalam olah keprajuritan, Durna diangkat menjadi guru besar bagi anak-anak Kurawa dan Pandawa. Durna juga berperan sebagai penasehat spiritual bagi Astina dan Pandawa. Artinya, ia punya posisi yang terhormat di dua kerajaan itu.

Sayang sekali, kepribadian Durna sangat rendah, absurd dan memalukan. Kenapa? Pasalnya ia adalah seorang yang sangat arogan, licik dan bengis. Juga ceriwis atau nyinyir. Bermuka dua, berstandar ganda serta pragmatis.

Dalam area perpolitikan praktis di jaman modern ini, terutama di negeri ini, "para durna politik" pada bergentayangan mencari muka dan mencari panggung. Demi kepentingan pribadinya sendiri, mereka mendekat merapat ke tokoh-tokoh politik utama, yang tengah berkompetisi dalam pilpres dan pilkada-pilkada. Mereka menawarkan dukungan politiknya dan berjanji mau berkontribusi.  Harapannya kalau tokoh utamanya menang, para durna politik itu bisa mendapat bagian jatah "kue atau kursi kemenangan". Bukankah sang pemenang dalam kontestasi politik di mana pun, akan menguasai banyak kue atau kursi-kursi empuk yang menggiurkan?

Karena para durna itu memang memiliki kompetensi, kapasitas dan gelar-gelar. Bahkan masih punya sisa-sisa kejayaan masa lalu dan popularitas. Sementara para tokoh utama pemburu kekuasaan di negeri ini --- pada umumnya miskin kader unggulan. 

Situasi seperti itu, mau tidak mau, membuat para tokoh utama itu menyambut mereka dengan tangan terbuka. Jangankan dukungan para durna yang masih dilabeli tokoh, dukungan dari rakyat jelata yang biasa termarjinalisasi pun sangat mereka butuhkan.

Tapi wahai para tokoh utama yang sedang bersaing sekarang. Maupun yang akan bertarung di daerah-daerah pada tahun-tahun berikutnya. Saya ingin mengingatkan anda -- agar anda tidak buru-buru gampang menerima para durna itu masuk ke dalam lingkaranmu. 

Tapi hati-hati dan selektiflah terhadap mereka. Bukan karena ketokohan, kepakaran atau keterkenalan mereka. Namun karena karakter atau personality mereka yang seperti Begawan Durna itulah.

Apa jadinya kalau anda dikelilingi -- dibisiki -- dicekoki -- bahkan didikte oleh pribadi-pribadi yang bermental Durna? Yang arogan yang selalu menghina-hina orang lain. Yang pongah dan nyinyir suka memfitnah-fitnah. Yang gemar menebar-nebar kebencian tanpa alasan. 

Yang bibirnya selalu menyembur-nyemburkan hasutan, ancaman atas mereka yang berseberangan dengannya. Yang di dadanya menyimpan dendam, sakit hati dan agenda busuk. Yang belum sungguh-sungguh akan membelamu. Yang bisa-bisa justru akan memanfaatkan dan memperalatmu saja.

Gaya dan cara-cara seperti itu sama sekali tidak mendulang simpati. Sama sekali tidak membawa kemaslahatan bahkan kontra produktif. Banyak orang yang akan membatalkan "menusuk image-mu" nanti bukan karena dirimu, tapi karena ulah para durna politik itu. Jadi, waspadailah dan kendalikan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun