***
Dua Bulan Kemudian
"Mas Dino, mohon cepat ke rumahku!" pinta Dewi lewat ponselnya, "ini Kak Didit sudah kritis....tolong kita bawa ke rumah sakit!"
Kontan saja saya langsung berlari ke rumah Didit. Â Untung jarak dari rumah kost saya ke sana hanya 150 meter saja.
"Bagaimana kondisinya sekarang?" Tanya saya ke Dewi.
"Hari ini kan dia sudah nggak masuk kerja. Dari pagi sampai sore, dia nggak keluar kamar. Â Tak mau makan...tak mau bicara.....dan tak minta apa-apa lagi." Jawabnya sambil terisak berurai air mata.
Di kamarnya, saya lihat Didit tergolek lemah seperti tak sadarkan diri. Sesekali terdengar suara desahan lirih dari mulutnya. Setelah beberapa saat memandangi Didit. Kami  (saya dan Dewi), saling berpandangan dalam kemasygulan yang sangat.
"Ini gimana Mas?"
"Sekarang kita bawa saja kakakmu ke rumah sakit....." jawabku.
"Tapi aku takut sekali Mas.....!" Ia makin terisak.
"Tenang Dewi! Kamu harus tabah dan kuat ya, Dik! Jangan takut! Kapan saja aku siap membantumu!"