Darimana dia tahu kalau amalan seseorang tidak ikhlas karena Allah SWT. Memangnya dia nabi? Harus di ruqyah ini orang.
Kalau kita lihat ada seseorang pergi sholat ke mesjid apakah kita bisa memastikan bahwa dia tidak ikhlas karena telah menampakkan amal? Kalau gitu caranya maka nabi pasti mengajarkan kita untuk mengendap-ngendap saat pergi ke masjid. Kalau pergi haji apakah harus disembunyikan agar bisa ikhlas? Gimana tetangga nggak curiga kalau seseorang pergi haji selama dua bulan tapi keluarganya menutupinya dengan alasan agar ikhlas.
Teringat pesan Murobi yang mengatakan untuk membedakan dakwah dan riya patokannya adalah sikap kita saat ada yang meniru perbuatan kita. Jika kita beramal di hadapan orang lain dan ada yang meniru perbuatan kita lalu kita merasa senang maka itu berarti dakwah. Jika ada yang meniru amal shalih kita lalu itu membuat kita marah berarti itu riya. Beramal ingin dipuji dan tidak ingin orang lain menirunya.
Ketika kader-kader PKS turun saat bencana mereka menuduh tidak ikhlas. " Kok pakai atribut PKS?, ndak ikhlas nih mbantuinnya." Hanya Allah yang tahu apa yang ada di dalam hati seseorang. Kita tidak bisa menuduh seseorang memakai atribut adalah bukti tidak ikhlas.
Bisa jadi pakai atribut PKS agar bisa koordinasi dengan kader PKS lain yang tidak dikenalnya. Bisa jadi agar masyarakat tidak bingung ketika melihat orang-orang tidak dikenal tahu-tahu membantu membawa barang-barangnya."Oh ini satgas PKS, tolong bawain sekalian anak saya."
Coba kalau tidak boleh pakai atribut tahu-tahu ngangkut barang orang. " Eh, mau dibawa ke mana Mas? Mana bukti kamu tim satgas bencana?" Atau bisa jadi mereka tidak mau dibantu takut dimintai bayaran."Nggak usah diangkat Mas, bisa saya angkat sendiri, ndak usah di pel Mas lantainya."
Jika seseorang melakukan bakti sosial agar ustadznya bisa menjadi anggota dewan. Dengan harapan ustadz tersebut di DPR bisa membantu rakyat sesuai perintah Allah apakah bisa niat tersebut dianggap tidak ikhlas karena Allah?
Nanti kita buktikan di akhirat siapa yang ikhlas memperjuangkan agama Allah dan siapa yang hanya bersuudzhon selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H