Oleh : Bambang Minto B. dan Nur Robbi
Sebagai upaya mendukung program pembangunan pemerintah di pedesaan maka Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan program pengabdian masyarakat di desa babadan, Kecamatan Ngrambe , Kabupaten Ngawi. Desa ini terletak di dekat gunung Lawu dan berada di perbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah . Dengan ketinggian berkisar 366 dpl maka desa ini berhawa sejuk dan bernuansa pegunungan. Desa ini terkenal sebagai penghasil padi dan rambutan yang berkualitas. Kegiatan yang dikemas dalam progarm pengabdian masyarakat  Hibah institusi Unisma ini mengambil tema pemberian bantuan mesin cacah pakan ternak kepada peternak unggas, sapi dan kambing yang tergabung dalam kelompok tani Sriwidodo desa Babadan.
Penghasilan yang kurang memadai dari rata-rata warga desa Babadan , Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi memaksa penduduk untuk mencari alternatif pekerjaan lain untuk dapat meningkatkan taraf perekonomian mereka selain bekerja sebagai petani dan pekebun. Sebagian besar dari mereka memilih beternak ayam, entok, bebek, kambing dan sapi. Â Hal ini disesuaikan dengan dengan kondisi alam sekitar yang mendukung usaha peternakan semacam itu berupa banyaknya tanaman padi yang bisa diambil bekatul dan daunnya, sungai untuk tempat bermain entok dan bebek serta halaman dan kebun sekitar rumah yang masih luas.
Berlatar belakang adanya keprihatinan dari tim pengabdi  Unisma yang melihat bahwa warga desa Babadan mengalami kesulitan saat harus mencacah pakan ternaknya yang biasanya terdiri dari gedebog pisang dan ubijalar karena dilakukan secara manual menggunakan parang dan golok. Pekerjaan ini dilakukan setiap pagi dan sore sesuai dengan jadwal pemberian pakan ternak . Pekerjaan ini selain membutuhkan waktu yang lama juga membutuhkan tenaga yang banyak.
Setelah dilakukan pecacahan akan dihasilkan pakan ternak buatan sendiri yang tingkat kekasarannya disesuaikan dengan kebutuhan makanan ternak. Pakan hasil cacahan ini, jika hendak diberikan pada ternak unggas, akan dicampur dengan pakan buatan pabrik dan  bekatul secara manual untuk selanjutnya disajikan ke ternak. Hal ini tentu saja dapat mengurangi biaya pakan ternak sehingga keuntungan para peternak dapat meningkat. Jika dibandingkan dengan memberi makan ternak dengan pakan buatan pabrik tanpa diberi campuran pakan lain maka pemberian pakan buatan sendiri yang dicampur pakan buatan pabrik akan jauh lebih murah.
Penggunaan mesin cacah dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat dosen  Unisma tentu saja dapat memberi angin segar dalam proses pencacahan pakan ternak karena akan mempercepat proses pencacahan dan mengurangi pemakaian tenaga manusia sehingga memberikan nilai ekonomis yang tinggi kepada masyarakat desa Babadan Kabupaten Ngawi.
Komponen utama dari mesin pencacah pakan ternak hasil kegiatan terdiri dari : 1) handle grinder (gerinda tangan). Handle grinder ini digunakan sebagai penggerak utama mesin pencacah pakan ternak. Mesin ini berdaya 600 Watt dengan tegangan masukan 220 Volt AC, namun dalam pemaikaiannya kebutuhan dayanya akan dikurangi menjadi berkisar 400 Watt saja dengan menggunakan alat pengatur daya gerinda yang disertakan pada mesin ini dengan tujuan menyesuaikan daya listrik rumah tangga yang dimiliki warga yang sebagaian besar 450 Watt, 220 Volt AC. Â Dengan demikian mesin dengan mudah dapat dipakai di rumah-rumah warga desa. 2) Speed controller (pengatur kecepatan) . Alat ini berupa rangkaian elektronika yang berfungsi mengatur putaran mesin gerinda sehingga dapat diperlambat dan dipercepat sesuai kebutuhan. Selain itu alat ini berfungsi mengatur daya yang dibutuhkan mesin agar tidak melebihi daya listrik yang ada di rumah-rumah warga desa. 3) Pisau potong). Pisau ini dibuat khusus dari baja yang tajam, kuat dan disesuaikan dengan dimensi mesin yang digunakan. dimanfaatkan sebagai pemotong bahan yang dimasukkan ke mesin . Berbentuk persegi panjang dengan pusat putaran berada di tengahnya dan masing-masing ujung agak mengecil. 4) Saklar daya tinggi. Alat ini digunakan sebagai pemutus dan penyambung arus listrik yang masuk ke mesin.
Selain memberikan mesin pencacah pakan ternak , kegiatan lain yang dilaksanakan oleh tim pengabdi Unisma di desa Babadan adalah pemberian pelatihan pemakaian mesin pencacah pakan ternak dan perwatannya kepada warga desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan transfer teknologi kepada warga desa. Pada kegiatan ini warga desa dilatih untuk mengenal mesin cacah, menggunakan mesin cacah secara benar, memahami bagaian-bagiannya serta energi listrik yang digunakannya. Materi perawatan mesin cacah juga diberikan agar masyarakat desa dapat memanfaatkan mesin secara maksimal karena mesin dapat berumur lama jika dirawat dan digunakan dengan benar. Sebagai upaya agar mesin pencacah dapat digunakan secara benar dan ditingkatkan penggunaannya maka dilakukan kegiatan pendampingan yang pelaksanaannya setelah kegiatan pelatihan berakhir. Kegiatan ini nantinya juga memantau hasil cacahan pakan apakah bisa meningkatkan hasil budidaya ternak warga atau tidak.
Setelah kegiatan ini diharapkan budidaya peternakan di desa Babadan makin meningkat sehingga mampu meningkatkan perekonomian warga .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H