Mohon tunggu...
Bambang WS
Bambang WS Mohon Tunggu... -

Pekerja Seni, Pernah Kuliah di Asdrafi, sekarang aktif sebagai Instructor Character Building di Lembaga Competency

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menonton Kelompok Swara Ratan yang Satir Sekaligus Getir

9 Oktober 2015   09:51 Diperbarui: 9 Oktober 2015   13:20 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

(Catatan dari seorang kawan)

Buat Om Bambang Ksr

"KSR Bangkit kembali," begitulah celoteh sahabat saya malam itu. Sebuah group musik humor asli Yogya. Saya hanya pernah mendengar kelompok ini. Itu karena beberapa nama yang menjadi personil merupakan tokoh teater senior di Yogyakarta. Memang, saya tahu, di Yogya telah ada beberapa group musik humor: Keroncong Chaos, Sri Redjeki, Sastromoeni, Produk Gagal, Acapella Mataraman Omah Cangkem, dan yang baru-baru ini Gang-X, atau yang lainnya, yang barangkali luput saya ketahui. Kini, semua kelompok musik humor ini, telah lengkap pernah saya saksikan. 

Menonton pertunjukan group musik humor Kelompok Suara Ratan (KSR) yang konon pernah berjaya di akhir 80-an hingga 2000-an, selama kurang lebih tiga jam, semalam –secara subjektif—telah memberikan saya sebuah pengalaman estetik bin rekreatif, bin edukatif! Hmm, tawa saya lepas, di sela-sela memikirkan dan merencanakan hidup yang kian gawat dan darurat ini. 

Sebagai orang yang tak pernah mendengar lagu, apalagi menyaksikan konser sebelumnya, KSR bagi saya --jika terus bangkit dan berkarya-- akan memberikan warna tersendiri pertunjukan di Yogyakarta. Sebuah humor yang dikemas dengan musik, teatrikal, seni rupa, sastra, dan gerak yang dikemas dengan 'style' sendiri adalah penting kehadirannya di tengah seni pertunjukan modern yang berkembang di Yogyakarta. Apalagi, KSR ditopang personil yang mumpuni. Ada orang musik, ada orang teater, ada orang sastra, dan lain sebagainya menjadi modal dan bahan yang komplit!

KSR memiliki humor yang komplit. Humor verbal: berisi lawakan klasik dan tradisional, baik plesetan, tebak-tebakan, teka-teki menjebak, othak-athik gathuk, acapella, dan guyon maton parikeno. DIkemas dengan bahasa yang mudah dipahami. Benar, meski humor verbal dapat dikatakan klasik, tetapi tetap saja disukai. Tantangannya sebenarnya adalah materi humor. bagaimana para pelawak mengolah humor verbal dengan bahan-bahan yang segar, baru, up to date, mendesak, kritis, situasional dengan zaman. Saya pribadi masih sering mendengarkan basiyo lewat mp3. Berkali-kali, dan tetap saja tertawa. Tertawa atas isinya. Tertawa atas logika dan cara humor yang diciptakan. Tertawa akibat pengembangan pribadi atas respon humor itu sendiri. Masyarakat kita, adalah masyarakat tradisi lisan. Masyarakat yang suka mendengar dan bicara. Plesetan hingga saat ini tetap lucu. tebak-tebakkan, pembalikan logika kata, masih sering membuat tertawa. 

Terlebih KSR sekali lagi mengemasnya dengan musik! Tidak hanya menggarap lagu dan diplesetkan, tidak hanya bernyayi dengan mencampuradukkan beberapa lagu menjadi sebuah lagu, tapi juga dengan sentilan teatrikal. Maka seringkali ketika musik berdendang, tiba-tiba berhenti, lalu berceloteh, mengomentari lagu, atau membicarakan hal lain di luar lagu itu sendiri: persoalan hidup, keluarga, hingga masalah pelik di negara ini.

KSR, bagi saya juga kreatif dalam mencari bahan: tidak hanya bahan humor yang menghibur belaka, berisi omong kosong belaka, penderitaan hidup keluarga baik personil maupun orang lain --nasib pelawak--, hal-hal yang cabul atau saru, dan hidup yang kian tak tentu saja, tetapi juga menyajikan sesuatu yang satir sekaligus getir. Seperti namanya Kelompok "Swara Ratan" ini pun menyuarakan mereka yang hidup, ada, lewat di "ratan" atau "jalan", seolah mewakili suara, hajat, keluhan, dan harapan orang banyak. KSR menyinggung lapindo, menyinggung jakarta, menyinggung Yogyakarta dengan persoallnya: hotel-hotel yang kian marak, dana istimewa yang tak menghargai kesenian, dan beberapa persoalan lainnya, tanpa terasa menyakiti 'mereka' yang dibicarakan. Hal ini, memunculkan gelak tawa sekaligus renungan bagi para pendenga: terasa senang, namun juga terasa ironis dan miris. 

KSR juga menyajikan humor visual: Atribut kostum yang menarik, dandanan yang nyeleneh, riasan rambut dan wajah yang imut, ditambah gerak karikatural para personil yang membuat gelak tawa lepas, membuat seakan usia personil KSR tak terbaca: tetap lucu seperti bayi. Tetap bergairah selayak anak muda. KSR adalah kumpulan pelawak senior yang telah berkeluarga, beristri dan beranak. Saya disuguhkan sebuah tontonan orang-orang yang berjiwa dan bersemangat muda!

Salut buat KSR!

Semua orang suka humor! Itu pasti. Sejak bayi, naluri manusia untuk mencari kesenangan, kegembiraan, kegirangan, dan kebahagiaan telah ada. Masih ingatkah, bahwa ibu, ayah, kakek, nenek, pakdhe, budhe, dan semua manusia selalu berusaha melucu ketika berhadapan dengan bayi? Manusia akan bertingkah aneh, bersuara aneh, untuk membuat si bayi tertawa. Humor adalah kebutuhan manusia. Bayi yang dewasa akan butuh kegembiraan. Manusia hidup dengan naluri ingin mencari kebahagiaan dan kegembiraan. KSR telah memberikan sebuah hiburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun