Mohon tunggu...
Bembeng Je Susilo
Bembeng Je Susilo Mohon Tunggu... profesional -

FIMAKAHA INSTITUTE. Training For Elevating! Membumikan Inspirasi. Hidup mesti dilakoni dan dimaknai, berhenti berarti mati. Static means death. DPD HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

The Road To Java Coffee! (Wawancara Penulis)

15 Mei 2016   11:25 Diperbarui: 30 Juni 2016   13:48 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi narasumber dalam sebuah acara.

Sejarah panjang kopi mewarnai sejarah perjuangan bangsa  Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Bagaimanapun juga, tak dapat dipungkiri,  dalam warna hitam kopi tertoreh sebuah episode sejarah sarat eksplopitasi. 

The Road To Java Coffee karya Prawoto Indarto, sebuah buku yang mengupas seluk beluk dan sejarah kopi di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Prawoto Indarto, sosoknya kalem, rendah hati dan sangat jawa. Saya berkesempatan  mewawancarainya dalam sebuah acara: 

(T) Bisa diceritakan sejarah awal mula kedatangan kopi ke Indonesia atau Nusantara?

(J) Berawal pada sekitar abad 16, ketika VOC mendapat hak atau membuka kantor perdagangan di dua kota pelabuhan di Yaman yaitu Mocha dan Eden. Dimana dari dua kota pelabuhan ini kopi diedarkan ke seluruh jazirah Arab.  Dari situ Belanda merasa memilki peluang  untuk memasarkan kopi ke seluruh Asia dan juga Eropa dan ternyata sangat menguntungkan. 

Dari situ Belanda mulai berpikir untuk memiliki kebun kopi sendiri agar dapat keuntungan yang berlipat. Sekitar 1658 Belanda menguasai Ceylon dan menemukan satu kebun kopi dari para pedagang Arab. Dari situlah awal mula Belanda menemukan sistem budidaya tanaman kopi secara akurat dan sekitar 1696 tanaman kopi mulai dibawa ke Jawa.

(T) Lalu dimana Belanda pertama kali menanam kopi di Nusantara ini?

(J)  Ini yang belum banyak diketahui orang. Tanaman kopi pertama kali ditaman oleh Belanda di Batavia di daerah yang namanya Kedawung, tapi gagal. Kemudian pada tahun 1699 kembali ditanam di daerah bantaran sungai Ciliwung, Mister Cornelis, kampung Melayu dan beberapa tempat lain dan berhasil tumbuh dengan baik. Pada 1706 benih dan hasil tanaman kopi dari daerah tersebut dibawa ke Amsterdam  untuk diteliti dan ternyata hasilnya bagus. Lantas Amsterdam memerintahkan  agar Gubernur Jenderal VOC menanam kopi di Pulau Jawa. 

Untuk merealisasikan rencana itu kemudian Gubernur VOC mengumpulkan para bupati Priangan.  Untuk menanam kopi ini butuh sumberdaya yang cukup banyak, sementara orang-orang VOC jumlahnya terbatas. Periode pengumpulan ini  yang disebut dengan koffee stelsel, dimana disitu disebutkan dengan tegas bahwa bupati Priangan harus menanam kopi dan ketika panen nanti hasilnya akan dibeli dengan harga yang telah ditentukan oleh VOC. Jadi Koffe stelsel ini murni perjanjian dagang antara VOC dan bupati Priangan. Jadi inilah awal mula kopi ditanam di pulau Jawad dan sejak itu  kopi menjadi komoditi yang mendunia, terutama sejak adanya tanam paksa.

fb-img-1462631447233-5736a849cf7a619f0556356d.jpg
fb-img-1462631447233-5736a849cf7a619f0556356d.jpg
fb-img-1462631408750-5736a3fa90fdfd2505fe94f7.jpg
fb-img-1462631408750-5736a3fa90fdfd2505fe94f7.jpg
Prawoto Indarto dan bukunya
Prawoto Indarto dan bukunya
(T) Kopi Jawa pada eranya mengalami jaman keemasan dan menguasai pasaran kopi dunia kemudian menurun,  sejak kapan dan mengapa mengalami kemunduran?

(J) Begini ceritanya, sekitar tahun 1870 di Pulau Jawa diserang satu hama yang membuat semua perkebunan kopi hancur, hanya satu tersisa di daerah  Ijen, Jawa Timur, kemudian  Belanda membawa benih kopi jenis Liberika tapi gagal. Pada tahun 1900 mulai ditanam lagi benih jenis Robusta, dan mulai saat itu terjadi pengalihan  varitas tanaman kopi di Pulau Jawa dari yang semula dominan Arabika beralih ke Robusta.

(T) Bisa diceritakan tentang penyebutan Arabika dan Robusta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun