Oleh: Bambang Iman Santoso, Neuronesia Community
Jakarta, 6 April 2020. Banyak yang menyakinkan, bahwa saat kita tidur pun otak tetap bekerja. Faktanya, memang bukan hanya batang otak atau brainstem yang tetap bekerja mengatur gerakan-gerakan organ tubuh selama tidur, seperti denyut jantung, pernafasan, proses pencernaan, produksi enzim-enzim tubuh, proses-proses perbaikan sel-sel organ tubuh, dan lain sebagainya. Namun juga dibuktikan karena selama tidur kita sering bermimpi, memunculkan cerita-cerita ngacak kombinasi atau dari memori jangka panjang yang tersimpan di hippocampus. Seringkali sangat emosional, karena letak amygdala pusat otak emosional persis posisinya di sebelahnya hippocampus pusat memori otak kita yang menyimpan file-file rekaman kejadian selama kita sadar dan tidak sadar.
Cukup tidur sangat penting untuk fungsi otak bekerja optimal. Jika otak tidak cukup tidur, otak akan benar-benar "mulai memakannya sendiri". Awalnya ngeri yah dengar pernyataan ilmiah seperti ini. Kurang tidur menyebabkan otak berusaha memutus-mutuskan synapses hubungan antar sel-sel otak. Bahkan menghancurkan sejumlah banyak neurons, sel-sel otak tadi. Merontokan hubungan-hubungan yang tidak perlu bagian dari efisiensi mekanisme kerja fungsi otak tubuh manusia.
Kerusakan bisa permanen dan tak dapat dirubah lagi. Bahkan dengan pulihnya tidur. Seringkali kesalahanpahamannya juga dengan pernyatan-pernyataan seperti; 'membalas tidur' karena sebelumnya begadang atau tidak tidur. Resiko lainnya karena kurang tidur adalah membuka peluang kita terkena penyakit Alzheimer dan gangguan neurologis lainnya.
Pola tidur yang buruk memicu astrosit untuk menghancurkan lebih banyak koneksi otak.
Astrosit adalah salah satu jeni neuroglia atau sel-sel pendukung di dalam otak. Seperti yang pernah dijelaskan di tulisan-tulisan saya sebelumnya. Astrosit bertugas membersihkan sinaps-sinaps yang tidak diperlukan di otak untuk merombak jalur-jalur kabel otak kita. Tapi mereka tampak lebih aktif di bawah koneksi tidur yang buruk.
Bila mengikuti nasihat dokter, tidur yang baik dan cukup adalah sekitar 7 sampai dengan 8 jam. Walau untuk usia anak-anak kecil dan lansia berbeda lagi takarannya. Dan yang terpenting advisnya untuk tidak tetap melek melewati tengah malam. Bagi umat Islam yang rajin melakukan sholat tahajud, memilih tidur lebih awal, tidak lama setelah melakukan sholat isha atau ba'da isha. Kemudian bangun jam 3 atau jam 4, dan tidak tidur lagi itu lebih baik. Karena udara pagi lagi-lagi optimalnya kadar oksigennya. Dan bila dihitung dengan jari berapa jam, waktunya sangat cukup.
Tidur yang kurang dari delapan jam, yang direkonstruksi semalam, juga telah dikaitkan dengan pikiran intuitif dan berulang
Mirip seperti teman kita yang mengalami kecemasan berlebih atau depresi. Pikiran yang berulang mengurangi masa hidup dan kualitas hidup. Dan membuat orang rentan terhadap berbagai jenis gangguan psikologis. Termasuk masalah kesehatan mental yang terkait dengan kecemasan dan depresi.
Menurut penelitian, yang terjadi pada perkembangan gangguan psikologis, bisa dihubungkan dengan timing dan lamanya tidur. Temuan ini memungkinkan psikolog untuk mengatasi kecemasan dan depresi. Dengan mengubah siklus tidur si pasien menjadi lebih sehat. Atau beri dukungan dan di-endorse, agar pasien tetap disiplin tidur mengikuti jam biologis tadi. Â Kurang tidur juga dikaitkan dengan terganggunya fungsi vital lainnya. Termasuk sistem kekebalan tubuh. Menurunnya kinerja sistem imun tubuh kita. Serta yang berbahaya juga karena fungsi jantung dan dorongan seks pun akan menurun.
Bila kebiasaan pola tidur yang buruk tersebut terus dilakukan, akan menimbulkan dampak kesehatan yang ekstrim. Di antaranya membuka peluang dan menaikkan tingkat resiko terjangkitnya penyakit membahayakan dan mangancam kehidupan manusia. Seperti peluang terkena macam-macam penyakit kanker menjadi lebih tinggi. Di antaranya; kanker payudara coloteral, kanker kolorektal dan kanker prostat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!