Dua tujuan yang tidak dapat dikesampingkan dari gereja dapat dilukiskan seperti berikut ini: dikumpulkan, untuk melayani tubuh Kristus, dan tersebar, untuk melayani dunia.
Penting sekali untuk membedakan kedua tujuan ini. Di satu sisi, gereja berkumpul sebagai satu tubuh orang-orang percaya untuk saling melayani; dan disisi lain, gereja harus melayani orang tidak percaya di dunia dengan injil.
Kedua tujuan ini harus tetap dipisahkan: gereja melayani orang percaya dan tidak percaya.
Kumpul : Melayani Tubuh Kristus
Pengajaran. Kata mengajar sinonim dengan kata doktrin. Pengajaran adalah faktor penting dalam pendidikan, dan hal itu merupakan bagian vital bagi gereja Perjanjian Baru.Â
Anggota-anggota gereja mula-mula dengan tekun mempelajari pengajaran para rasul ( Kisah Para Rasul 2:42). Mereka mengajarkan doktrin kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 4:2); mereka mengajarkannya secara terus menerus, selama mereka memiliki kesempatan ( Kisah Para Rasul 5:21,25) sampai seluruh kota Yerusalem dipenuhi oleh pengajaran tentang Kristus dan penebusan-Nya ( Kisah Para Rasul 5:28).Â
Inti dari pemberitaan mereka adalah bahwa Yesus sesungguhnya adalah Mesias (Kisah Para Rasul 5:42;17:3). Pengajaran kepada orang-orang yang baru percaya menghasilkan kedewasaan (Kisah Para Rasul 11:26;15:35).Â
Tujuan dari pengajaran Paulus adalah untuk mendewasakan orang percaya dalam Kristus (Kolose 1:28); jadi, pengajaran merupakan praktik yang harus diteruskan pada generasi berikutnya ( 1 Timotius 2:2). Kegagalan untuk melakukan hal itu atau kegagalan untuk merespons pengajaran itu akan menghasilkan bayi-bayi rohani (Ibrani 5:12).
Persekutuan. Sebagai tambahan dari pengajran, gereja Perjanjian Baru memiliki karunia-karunia rohani lain untuk melayani tubuh Kristus. Relasi di antara tubuh Kristus ini terlihat dari istilah "satu sama lain" ( Roma 12:5,10,16; 13:8;14:13, 19;15:5,7,14).Â
Hal itu juga menekankan pentingnya persekutuan dalam peretemuan gereja. Gereja yang berkumpul itu memiliki persekutuan dalam pertemuan gereja. Gereja yang berkumpul itu memiliki persekutuan dalam penderitaan (Kisah Para Rasul 4:23;5:41), persekutuan dalam kesatuan (Kisah Para rasul 2:46;4:31;Filipi 2:1-4), persekutuan dalam pelayanan ( Kisah Para Rasul 4:31), persekutuan dalam doa (Kisah Para Rasul 2:14,42;4:31; 12:5; 13:3; 16:25), persekutuan dalam Perjamuan Tuhan (Kisah Para Rasul 2:14), demikian pula persekutuan dalam perjamuan Kasih (Kisah Para Rasul 2:46).Â
Menariknya, persekutuan ini diadakan setiap hari (Kisah Para Rasul 2:46). Persekutuan ini juga menuntut dukungan terhadap para janda, yatim piatu, dan orang-orang miskin di tengah keluarga itu (1 Timotius 5:8; Yakobus 1 :27).