Sambil berkendara di sekitar Slipi jelang & sesudah maghrib kemarin, Kamis 8 Mei 2014 saya simak wawancara Jokowi dengan pembawa acara di Radio Elshinta (jika tak salah FM:92.00) dengan tiga topik utama (seingat saya, maklum sudah tua jelang pensiun sih ini, sembari nyupir pula; semoga pihak pengelola/management radio berkenan merekam & membuat transkripsi wawancara tersebut agar kelak dapat jadi rujukan dalam manajemen pemerintahan ke depan. Maklum, posisi Jokowi saat wawancara sebagai Gubernur DKI Jaya sekaligus capres 2014 deklarasi PDIP).
1. Pewawancara mulai buka dengan bertanya: Apa rincian pernyataan soal Revolusi Mental? Lalu dijawab dengan tiga hal: perubahan cara-pikir (mindset), perubahan mental (mental-set), dan perubahan perilaku (culter-set). Dapat dimulai dari sejak di sekolah (SD) dengan banyak memberi pelajaran kepribadian sedikit teknis, lalu SLP mulai ditambah teknis, terakhir di SLA (SMU/SMK) teknis boleh lebih banyak.
2. “Perubahan penggunaan lahan/tanah (konversi) harus dihentikan!” katanya. Konversi ke penggunaan ke industri,perumahan, jasa, niaga/mall dst harus dihentikan, utama pada lahan pangan. Dengan berbagai uraian, saya sangat tak setuju (dengan modal pengalaman selama 30 tahun bekerja di bidang tersebut plus sedikit pemahaman dalam perencanaan wilayah) sebab sungguh tak mungkin menghentikan konversi/alih-penggunaan/perubahan penggunaan lahan/tanah sepanjang manusia ada apalagi bertambah. Yang masih mungkin ya hanya dikelola dan dikendalikan. Saya bukan pendukung investor dan juga bukan penyanjung developer, melainkan realistis saja bahwa pemikiran seorang Direktur Land-use di awal Ditjen Agraria memang benar bahwa tanah luasan relatif tetap sedangkan di sisi lain keperluan terhadap tanah terus bertambah. Yang dapat dilakukan manusia dalam memenuhi keperluan yang paling utama (basic needs) dalam hal pangan, papan, dan sandang tentulah dengan mengelola pertanhan dengan bijak; bukan cuma mau ikut keinginan para investor dan developer.
3. Pembangunan yang partisipatif dengan mengelola ketahanan pangan, penyediaan infrastruktur produksi dan pemasaran, dan keterhubungan antar-wilayah.
Semoga manfaat, Salam Perubahan!
Jakarta, 9 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H