Mohon tunggu...
bambang aji nugraha
bambang aji nugraha Mohon Tunggu... -

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kompetensi Perilaku dalam Menghadapi AEC 2015

15 Oktober 2014   17:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:56 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

AEC (ASEAN Economic Community) yang kurang lebih dalam hitungan bulan lagi akan kita hadapi, komitmen negara-negara anggota ASEAN untuk bekerja sama dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci dalam menghadapi diberlakukannya Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community /AEC) pada tahun 2015. Bila kualitas dan standarisasi kompetensi kerja SDM telah disiapkan sejak dini, maka ASEAN siap menghadapi tantangan era globalisasi yang penuh dengan persaingan dengan negara-negara maju di belahan dunia lainnya.

Dalam persiapan menghadapi berlakunya Asean Economic Community (AEC) di 2015, Indonesia seharusnya permasalahan struktural dalam perekonomian harus segera terpecahkan, pada kenyataannnya selama ini ekonomi kita masih saja menghadapi kendala infrastruktur, ketersediaan energi, daya saing industri, penyediaan lahan, birokrasi dan lain-lain.

Tak terkecuali dalam hal ketenagakerjaan yang menghadapi masalah rendahnya produktivitas tenaga kerja, untuk itu menurut penulis pemerintah Indonesia harus didorong dengan kuat dan terus-menerus agar memberikan perhatian khusus terhadap sistem pendidikan dan pelatihan kerja untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja Indonesia agar tidak kalah saing dengan negara-negara lain di ASEAN.

Salah satu kompetensi yang harus ditingkatkan adalah kompetensi perilaku, yaitu karakteristik yang harus dilakukan untuk melakukan pekerjaan. Komponen perilaku meliputi peran sosial, citra diri, sifat dan motif dari pegawai dalam organisasi meskipun dalam pelaksanaannya lebih sulit dikembangkan dan diamati namun mempunyai karakteristik mendasar yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan seorang pekerja.

Oleh karena itu untuk perbaikan efektivitas kerja maka pekerja tersebut harus dibina. Pembinaan terhadap sikap (attitude) pekerja dimaksudkan untuk merubah sikap seseorang terhadap persepsi mengenai dirinya dan mengenai pekerjaan yang dihadapinya, sehingga pekerja Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN.

Adapun sikap yang dalam bahasa Inggrisnya disebut “attitude”, menurut penulis erat sekali hubungannya dengan motif dan motivasi. Tingkah laku merupakan perwujudan dari sikap, jadi merubah tingkah laku sama saja dengan merubah sikap, usaha dalam merubah sikap perlu disertai dengan motivasi, tentu saja hal itu suatu pembangkitan motif untuk menuju perubahan karir dan moral kerja. Motif dan sikap sebenarnya sama-sama mengarah kepada suatu tujuan, hanya bedanya sikap merupakan motif yang muncul secara singkat sedangkan motif itu dapat dipuaskan.

Dengan ruang lingkup kesiapan bertingkah laku yang mempunyai kaitan dengan sikap. Menurut penulis apabila pekerja bersikap positif terhadap suatu obyek, maka ia pun akan cenderung untuk membantu atau mendukung obyek tersebut, tetapi sebaliknya apabila ia bersikap negatif, maka ia pun mempunyai kecenderungan untuk menghukum, merusak atau menghancurkan obyek tersebut. Adapun poin yang ingin kami sampaikan disini adalah, dengan adanya pandangan positif terhadap obyek suatu pekerjaan, membuat pekerja akan bekerja lebih efektif dan efisien, dan itu sangat berguna guna meningkatkan kompetisi yang akan sangat ketat saat AEC (ASEAN Economic Community) di tahun 2015 nanti.

Efektivitas kerja akan dicapai seiring dengan baiknya kompetensi perilaku pekerja Indonesia, dengan dilatihnya sikap dari para pekerja Indonesia yang baik, sehingga pekerja Indonesia dapat dengan mudah berasimilasi dengan budaya negara-negara di ASEAN, dan tentunya menurunkan tingkat pengangguran masyarakat Indonesia yang mengindikasikan Indonesia sukses dalam AEC (ASEAN Economic Community). Terimakasih atas kunjungan, semoga bermanfaat, wabilahitaufik wal hidayah wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun