Saya masih jelas ingat malam itu, ketika saya duduk di depan televisi dengan secangkir kopi hangat di tangan. Suasana hati campur aduk, karena malam itu adalah malam debat antar calon presiden. Meskipun seringkali dianggap sebagai pertunjukan politik, saya menyadari bahwa debat ini mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar daripada yang saya kira, terutama bagi banyak pemilih muda.
Mendengarkan argumentasi yang disampaikan oleh kedua calon presiden membuat saya merasa seperti sedang mengikuti sebuah pertandingan catur intelektual. Setiap kata yang mereka pilih tampaknya diukur dengan hati-hati, karena mereka tahu bahwa jutaan mata sedang memperhatikan. Saya merasa seperti berada di kursi penonton yang memberikan kekuatan pada salah satu pemain untuk membuat langkah terbaik.
Debat calon presiden, bagi saya, bukan hanya sekadar pertunjukan retorika politik. Ini adalah jendela ke dalam gagasan dan visi para calon yang mungkin membentuk masa depan negara ini. Saya menyadari bahwa keputusan saya sebagai pemilih muda tidak hanya bergantung pada popularitas atau citra calon, tetapi juga pada ide dan rencana nyata yang mereka bawa.
Salah satu pengaruh positif dari debat ini bagi saya adalah peningkatan pemahaman terhadap isu-isu yang relevan. Pada awalnya, beberapa topik mungkin terasa rumit dan sulit dijangkau, tetapi melalui debat, kedua calon berusaha menjelaskan dengan cara yang dapat dimengerti oleh semua orang. Saya merasa seperti memiliki akses eksklusif ke kursus singkat tentang politik dan pemerintahan.
Selain itu, debat juga menjadi arena di mana karakter dan kepemimpinan calon tercermin. Melalui sikap, bahasa tubuh, dan cara merespons pertanyaan, saya dapat membentuk gambaran tentang bagaimana seorang calon dapat menghadapi tekanan dan mengambil keputusan sulit. Ini memberikan saya bahan pertimbangan lebih dalam ketika memilih siapa yang pantas menduduki kursi presiden.
Namun, tentu saja, ada juga dampak negatif dari debat ini. Beberapa kali, suasana debat menjadi panas dan cenderung personal, yang dapat mengaburkan isu pokok. Saya merasa bahwa seharusnya debat lebih fokus pada solusi dan ide daripada saling serang pribadi. Terkadang, saya merasa frustrasi melihat debat menjadi lebih seperti pertunjukan daripada wadah untuk memahami visi dan misi calon.
Seiring malam debat berakhir, saya merenungkan apa yang baru saja saya saksikan. Saya menyadari bahwa saya bukan hanya penonton, tetapi juga bagian dari proses demokratisasi negara ini. Keputusan saya sebagai pemilih muda memiliki konsekuensi, dan debat calon presiden adalah salah satu alat yang membantu saya membuat keputusan yang lebih terinformasi.
Seiring kampanye berlanjut, saya melihat bahwa pengaruh debat ini tidak hanya berhenti pada malam itu. Isu-isu yang dibahas dalam debat terus menjadi topik pembicaraan di berbagai media dan masyarakat. Saya merasa bahwa debat menjadi titik awal untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi pemilih muda dalam proses politik.
Maka, sambil menyesap sisa kopi hangat di cangkir, saya berpikir bahwa debat calon presiden memberikan peluang berharga bagi saya dan pemilih muda lainnya untuk lebih memahami, menilai, dan akhirnya memilih calon yang mewakili visi masa depan yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H