Mohon tunggu...
Bambang Suyadi
Bambang Suyadi Mohon Tunggu...

kebenaran sejati di dunia terletak pada hati dan akal.

Selanjutnya

Tutup

Money

Alternatif Kedelai: Tempe Benguk Mencuri Perhatian

26 Juli 2012   10:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Harga kedelai yang sedang mengalami kenaikan, tidak membuat panik bagi para pengrajin tempe benguk. Di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur tentunya sudah tidak asing lagi dengan makanan ini. Makanan yang menjadi khas di beberapa daerah terutama di Kulon Progo, Yogyakarta dan Ponorogo, Jawa Timur ini telah berhasil mencuri perhatian di saat harga kedelai atau bahan dasar dalam pembuatan tempe ini mengalami kenaikan.

Tempe benguk sendiri merupakan tempe yang terbuat dari kacang-kacangan yang tumbuh merambat seperti kacang polong, kacang koro, dan buncis atau orang desa menyebutnya dengan benguk. Tanaman ini dalam pembudidayaannya tidak terlalu rumit. Tanaman benguk ini bisa hidup di dataran rendah maupun dataran tinggi dan tidak terlalu banyak membutuhkan air. Ia dapat tumbuh di hampir semua tempat seperti, pagar bambu, pinggiran sungai, dan lereng-lereng gunung yang mengandung sedikit kandungan airnya. Biasanya orang-orang yang hidup di pedesaan menanam tanaman benguk ini tidak terlalu membutuhkan perawatan khusus, biasanya ia di tanam hanya untuk mengisi waktu luang atau di tanam sebagai pengisi lahan kosong.

Ciri-ciri dari biji benguk itu sendiri adalah pipih sedikit panjang seperti kacang koro dan berwarna hitam atau abu-abu.

Pembuatan

Dalam Pembuatannya sama seperti cara pembuatan tempe. Sesuai takaran benguk di rebus hingga matang dan di cuci hingga bersih. Untuk membersihkan kulit benguk digilas kemudian dicuci kembali. Benguk yang telah bersih di tuangkan kesebuah media yang lapang dan di taburi ragi yang di campur tepung terigu. Jika adonan telah rata proses selanjutnya pembungkusan dengan daun pisang. Dan yang terakhir adalah menyimpannya selama dua hari.

Rasa

Soal rasa tidak kalah dengan tempe kedelai yang biasa kita makan. Ketika di konsumsi sensasi rasanya begitu nikmat, aroma rempah ketika dimakan begitu terasa dimana sangat cocok untuk anak-anak yang susah makan karena aroma tersebut bisa menggoda nafsu makan mereka. Dengan rasanya yang gurih dan manis, sulit rasanya jika tidak ketagihan. Makanan ini juga cocok untuk lauk, apalagi semua tersaji dalam keadaan hangat. Hemmm.

Harga

Untuk harganya bervariatif dan murah. mentahnya berkisar Rp. 300-500 per potong/bungkusnya.

Manusia disaat terhimpit seperti ini sering kali menemukan temuan baru agar bertahan/ survive. Dan untuk kita semua, jangan panik dengan melambungnya harga bahan dasar pembuatan tempe ini. Karena kekanyaan akan hasil pangan di negeri nusantara ini sangat melimpah dan memiliki rahasia sendiri. Salah satunya tempe benguk ini. Selamat mencoba di jamin markotop…top.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun