Mohon tunggu...
Bambang Septian
Bambang Septian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul

Memiliki ketertarikan dan minat pada lingkungan hidup, serta terus belajar dalam menyelaraskan diri dengan ekosistem Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Selamat Tahun Baru 2024 dengan Sampah

13 Januari 2024   23:51 Diperbarui: 13 Januari 2024   23:55 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana tahun baru masih terasa, begitu juga dampaknya. Kami di Daerah pagi-pagi buta harus bergerak cepat menyisir sampah di alun-alun, boleh jadi, di tempat lain, yang kami yakini, pada titik-titik pusat keramaian Malam Tahun Baru 1 Januari 2024 kemarin, juga memiliki nasib yang kurang-lebih-sama saja. Sekelebat "ritual" pesta, hingar bingar keramaian menyambut malam tahun baru, rupanya meninggalkan "side product" berupa sampah, ya, lagi-lagi sampah, tapi kali ini agak gila, hanya beberapa jam saja, sekumpulan manusia yang berkumpul di suatu tempat itu, rupanya secara simultan meninggalkan sampah, berton-ton.

Menurut saya pribadi, sah-sah saja mau mengadakan acara seperti itu-seperti biasanya-di penghujung tahun-atau bahkan mungkin mau lebih heboh, silakan saja, toh itu juga hak tiap orang, kami di perumahan juga kurang lebih sama, menyambut malam tahun baru dengan acara bakar-bakar sederhana, yang sama saja : "menghasilkan" sampah juga.

Sejatinya, pesta, hingar bingar, dan kumpul-kumpul seperti itu ya boleh saja, yang penting bertanggung jawab, dan memang tidak bisa dipungkiri, euphoria singkat event-malam-pergantian tahun tersebut juga merupakan berkah dan kesempatan menjemput rezeki bagi beberapa orang.

Ada perputaran ekonomi yang tidak sedikit juga di sana.

Masalah lingkungan yang klasik, tapi berlarut larut, dimana setiap ada aktivitas ekonomi, selalu ada gangguan ekologi, minimal ya itu tadi : sampah

Dan menurut saya sendiri, yang masih belajar Ilmu Lingkungan, mau bagaimanapun juga, selama manusia itu masih ada, masih hidup, ya pasti menimbulkan sampah, mau itu terkait aktivitas masif terkait eksploitasi sumberdaya alam, atau hanya sekedar bertahan hidup.

Sampah itu suatu keniscayaan, suatu kepastian

Oke, kembali ke masalah sampah perkotaan-terutama akibat acara Tahun Baru barusan. Menurut berbagai sumber, kalau kita mau sedikit kepo, ketik saja di Search Engine favorit kita "Sampah Tahun Baru", akan muncul data -- dan bukti, bahwa sampah itu nyata, sampah itu eksis, sebagaimana prostitusi, selalu mengiringi kehidupan manusia. Tapi di sini saya tidak akan membahas selain sampah sih.

Sampah tahun baru di Jakarta capai 130 Ton (cnnindonesia.com), di Surabaya 15 ton (suarasurabaya.net), di Belitung 8 ton (babel.antaranews.com), di Sumenep, Madura (radarmadura.jawapos.com), Kota Bandung 64 ton (news.republika.co.id), dan masih banyak lagi, berton ton.

TANGGUNG JAWAB SIAPA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun