Di era serba digital seperti sekarang banyak terjadi penipuan untuk menguras uang anda yang bisa diakses melalui dunia maya. Maka tak heran jika para penipu itu menargetkan ojek online sebagai mangsa dengan membuat orderan fiktif.Â
Biasanya setelah mengantar orderan ke titik antar, akan ada telepon yang mengaku dari perusahaan aplikator ojek online. Si penelpon menerangkan bahwa anda sebagai tukang ojek sedang mengantar orderan fiktif dan penelpon akan membantu anda untuk pengembalian dana. Sesi wawancara pun dimulai dengan menanyakan berapa saldo di rekening anda, menanyakan nomor yang terdaftar pada perusahaan aplikator ojek online anda, menanyakan e-mail yang anda pakai untuk mendaftar sebagai ojek online, menanyakan saldo di rekening bank anda, menanyakan saldo di dompet digital anda, menanyakan saldo di akun ojek online anda. Selanjutnya mereka akan menggiring anda menyebutkan password, pin, dan semua hal yang seharusnya anda rahasiakan. Jika anda tertipu anda akan kehilangan uang anda.Â
Jadi jangan dikira orang yang melakukan orderan fiktif adalah orang yang kurang kerjaan. Mereka justru sedang bekerja, yaitu menipu tukang ojek online dan berusaha mengambil uang nya. Sebagai ojek online marilah kita menjaga rahasia pribadi kita. Jangan sampai orang lain leluasa mengambil uang kita tanpa kita sadari.Â
Hal yang biasanya penipu lakukan adalah menelepon lewat aplikasi whatsapp, prusahaan tempat kita bekerja tidak akan menelpon ke akun whatsapp kita. Dan mereka mengarahkan kita menyebut nomor rekening bank, nomor dompet digital, pin, password, PUK. Jangan sampai anda memberi informasi itu kepada mereka.Â
Marilah kita selalu berdo'a agar kita semua tidak mudah ditipu orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H