Mohon tunggu...
Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas Mohon Tunggu... Lainnya - ᕙ( • ‿ • )ᕗ

Spread the Love wherever you are

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cita-cita

21 Oktober 2020   13:07 Diperbarui: 21 Oktober 2020   13:10 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pasti memiliki hobi dan banyak dari mereka mengubah hobi itu menjadi bakat dengan latihan yang kuat, semakin kita mencintai sesuatu maka hal tersebut pasti berubah menjadi impian akan hal yang ingin kita lakukan dimasa depan. Itulah cita-cita.

Saya Bambang Pamungkas (18), dari kecil saya sangat mencintai musik, saya memang tidak pandai memetik gitar atau menabuh drum, saya juga tidak tau cara menggesek biola maupun meniup clarinet,bukan karena saya tidak mau belajar, namun keadaan memaksa untuk memenuhi kebutuhan premier diatas kebutuhan sekunder, yang saya bisa hanya menggunakan instrumen dari tubuh saya, yaitu bernyanyi.

Bernyanyi bukan hal yang sulit, tapi juga tidak mudah, butuh effort untuk melakukannya terlebih bagi kita yang masih awam dan mencari ilmu secara otodidak. Saya selalu bernyanyi, setiap saat setiap waktu bahkan walaupun hanya bergumam. Saya senang mendengar lagu, mencerna tiap lirik dan bait, merasakan ketukan dan mencoba menebak strukturnya. Disaat-saat tertentu saya suka mencoba "merekonstruksi" struktur sebuah lagi, mengganti bait, lirik, tempo dan melodinya menjadi milik saya. Ditemani ukulele yang sudah agak lusuh saya menciptakan lagu, memang liriknya terdengar buruk, dan nadanya sangat berantakan, tapi saya selalu menganggap itu sebagai suatu pembelajaran.

Beberapa bulan lalu untuk pertama kalinya saya memberanikan diri mendaftar di sebuah ajang pencarian bakat bernyanyi, saya dan satu orang teman membuat video cover untuk dikirim ke salah satu stasiun televisi swasta yang lumayan terkenal, dengan restu orang tua saya merasa sangat percaya diri. Beberapa minggu kami menunggu kabar tentang kejelasan lolos tidaknya kami, namun sampai acara itu dimulai kami tidak mendapat kabar apapun, yap, kami belum layak untuk masuk ke panggung besar itu...

Saya memang sedikit kecewa, tapi harus say akui, kemampuan kami yang belajar dari internet dengan mereka yang memiliki guru sangat jauh berbeda, tapi tidak apa, hal ini akan menjadi pembelajaran yang cukup luar biasa karena untuk pertama kalinya saya berani menunjukkan suara saya pada orang lain.

Saya tidak berniat untuk menyerah, karena hidup saya dan masa depan saya ada di tangan saya, saya akan terus berjuang hingga semua orang berkata saya layak untuk dihargai dan saya begitu layak untuk berada di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun