Mohon tunggu...
Bambang Eko Prasetyo
Bambang Eko Prasetyo Mohon Tunggu... Bankir - Independent Trainer in Finance, Business, and Banking

Praktisi perbankan yang gemar nonton wayang kulit Jawa dan Tenis. Pernah bertugas di Shanghai, China. Saat ini bertugas di Surabaya, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Korupsi tapi Negara Tetap Makmur

21 Maret 2012   14:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:39 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya bertemu dengan salah satu nasabah perusahaan tempat saya bekerja yang juga merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia. Yang saya temui adalah pendiri perusahaan nasabah dan saat ini mulai bergiat dan memperhatikan pembangunan Indonesia pada umumnya, karena pengelolaan perusahannya telah diserahkan kepada para profesional.

Semula saya dan Tim Pemasaran saya hanya akan bertemu sebentar saja untuk membahas beberapa agenda penting antara perusahaan kami, namun karena sudah sementara waktu kami tidak berjumpa, akhirnya kami mengobrol selama lebih dari dua jam di kantornya. Obrolan ringan tentang acara wisata ke negeri Israel, Yerusalem, Sinai, dll sampai obrolan agak berat tentang pembangunan negara Indonesia tercinta. Kebetulan saya pernah ditugaskan di Shanghai, China, dan nasabah saya itu juga sering bepergian ke China untuk berbisnis dan berinvestasi, sehingga obrolan kami menjadi nyambung.

Salah satu topik obrolan yang menggelitik saya adalah soal korupsi di China dan di Indonesia. Membahas soal korupsi, sebenarnya keadaan kedua negara ini hampir sama. Di Indonesia banyak korupsi, di China ada juga. Tapi kata nasabah tadi, efek korupsi di Indonesia dan China sangat jauh berbeda. Kalau di Indonesia, efek korupsi menjadi memiskinkan negara dan akhirnya memiskinkan rakyatnya, tapi kalau di China, meskipun dikorupsi banyak, ternyata negaranya tetep maju, tetep membangun infrastruktur dengan skala besar atau mega-proyek.

Lantas saya bertanya, apakah hal ini disebabkan pemberantasan korupsi di China jauh lebih baik daripada di Indonesia dengan KPK-nya ? ....."Bukan...", kata nasabah saya. Kenapa China tetap bisa menjaga kekayaannya meskipun ada banyak korupsi di negeri-nya ? Ternyata menurut dia, pemerintah China memberlakukan aturan yang ketat untuk pengeluaran dana dari dalam negeri China ke luar negeri. Transfer dana ke luar China tidak dapat dilakukan dengan mudah, sehingga meskipun dana hasil korupsi cukup besar, namun dana tersebut masih mengendap di Bank-bank atau di lembaga-lembaga keuangan dalam negeri, sehingga cadangan likuiditas negara tetap terjaga dengan baik.

Bagaimana dengan Indonesia ...? Waah kebalikannya.....para koruptor dapat dengan mudah menyimpan hasil korupsinya di luar negeri, misalnya : di negara tetangga yang paling dekat dengan Indonesia. jangankan uang haram hasil korupsi, uang halal-pun dapat dengan mudah disimpan di negara tetangga. Wal hasil, harta kekayaan Indonesia dengan deras tersedot ke luar dan likuiditas dalam negeri menjadi rentan.

Penjelasan yang sederhana dan sangat logis dari seorang enterpreneur kawakan yang piawai dalam bisnis. Tak perlu teori muluk-muluk, tapi penjelasannya mudah dimengerti dan sepertinya memang demikianlah kenyataannya.

Tinggallah PR untuk para otoritas moneter dan fiskal, bagaimana caranya agar dana domestik maupun asing yang sudah berada dalam negeri Indonesia tidak dengan mudah keluar begitu saja. Silakan anda korupsi sebanyak-banyaknya, tapi harap dibelanjakan hasil korupsinya di dalam negeri saja, sehingga rakyat yang ngga kebagian kesempatan korupsi juga ikut merasakan pertumbuhan ekonominya. Niscaya, anda sekalian bisa korupsi lebih lama .....wallahu 'alam ....semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik....tak ada salahnya belajar sampai ke negeri China dan...benar-benar belajar, tidak sekedar membanding-bandingkan.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun