" Tuh kan? Ketawa lagi. Anies menertawakanmu! Menertawakan kita! " Kakak Pembina mengatur nafasnya yang mulai tersengal. Kepalanya agak pening.
Tidak menunggu lama. Kakak Pembina mengumpulkan seluruh relawan. Pidatonya nampak emosional.
" Mulai sekarang, tidak ada yang boleh bermimpi bertemu Anies! Terserah bagaimana kek caranya! Mau mengubah pososi tidur kalian, kek. Mau ganti bantal, kek. Jika perlu kalian ganti tempat tidur kalian! Jauhkan wajah Anies, bahkan dalam mimpi kalian! " Nafas Kakak Pembina tersengal. Dia meraih gelas dengan tangan gemetar. Beberapa tetes air membasahi podium.
Malamnya Kakak Pembina mimpi menyeruput kopi bareng Anies di teras rumahnya. Paginya dia duduk di teras. Dia mulai berpikir meronavasi teras, mengganti warna cat, mengganti bangku teras yang diduduki Anies dalam mimpinya.
Kakak Pembina menyeruput kopi dalam-dalam. Kopinya terasa sangat pahit.
-Balyanur.