Media memberitakan, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan pihaknya tidak menangkap pria peternak ayam yang mengangkat poster "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar" saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/8).
"Anggota yang mengamankan tidak mengetahui isi poster yang dibawa pria itu," kata Gatot kepada JPNN.com, Rabu (8/9)Â
Ya sama lah dengan dulu pernah Presiden mengaku tidak membaca terlebih dahulu kebiijakan yang ditanda tanganinya. Itu soal cacat kebijakan.Â
Kalau soal hikmah peristiwa ya beda lagi. Kalau saja peternak Ayam asal Blitar itu tidak diamankan polisi, mungkin pesan poster "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar" tidak akan viral. Cuma dibaca oleh orang kanan-kiri tempat peternak ayam itu berdiri mengangkat poster dengan tulisan sederhana itu.
Cuma soalnya sekarang, setelah peternak ayam itu dilepaskan polisi dan pesan yang ingin disampaikan viral, apakah pejabat pengambil kebijakan punya telinga? Sampai sekarang, belum ada tanggapan dari menteri pertanian.
Padahal Senin, 10 Mei 2021, Kompas TV Â memberitakan, Para peternak ayam petelur di kabupaten Blitar kini terancam gulung tikar. Setiap hari para peternak ayam petelur kini mengalami kerugian jutaan rupiah akibat mahalnya biaya produksi serta rendahnya harga jual.
Harga jagung yang merupakan bahan utama pakan ayam kini melambung tinggi hingga menyentuh angka 6.300 rupiah per kilogram. Kondisi itu diperparah dengan peningkatan harga bungkil kedelai serta tepung roti sebesar 20 hingga 30 persen dibanding biasanya.
Biaya produksi para peternak pun kini menjadi meningkat drastis. Disaat yang bersamaan harga jual telur ayam justru turun di angka 16 ribu rupiah per kilogram.
Menurut peternak dengan harga jagung lebih dari 6 ribu rupiah seharusnya HPP telur ayam harus berada di angka 20 ribu rupiah, per kilogram. Kini para peternak terpaksa menanggung kerugian 6 ribu rupiah setiap 1 kilogram telur yang diproduksi.
Kebutuhan jagung untuk bahan pakan ayam di kabupaten blitar sendiri mencapai 1200 ton per hari. Dengan langka dan mahalnya harga jagung tersebut para peternak akan mengapkir ayamnya lebih awal untuk mengurangi biaya produksi.
Kini pemerintah diharapkan bisa memberikan solusi dari mahalnya harga serta langkanya bahan utama pakan ayam tersebut