Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wawancara Cerdas

3 Maret 2014   05:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Barusan saya nonton Metro TV. Alvin Adam mewawancarai Roger Danuarta. Tentu saja itu wawancara eksklusif. Bagi saya bukan soal ekskulisfnya yang membuat wawancara itu menarik. Pertanyaan yang dilontarkan Alvin Adam sungguh pertanyaan yang sangat cerdas.

Mewawancarai Roger yang sedang dalam “tekanan mental “ tentu dibutuhkan tehnik wawancara yang cerdas memilih pertanyaan dengan target jawaban yang ekskulsif. Alvin Adam bertanya, “ Jika ada yang ingin diluruskan, kira-kira apa? “ Roger termenung sejenak. Dengan suara pelan dan agak tersendat, Alvin mendapatkan jawaban yang muungkin juga tidak diduganya. Roger mengaku mendengar ada orang yang mengaku mantan manajernya bicara yang tidak benar. Saya sih tahu siapa Manajer artis itu. Dia memang belakangan ini sering bicara di media perihal Roger. Roger membantah bahwa dia pernah di bawah manajemennya. Malah manajer artis itu yang ingin sekali Roger di bawah manajemennya.

Lalu Roger berpikir sejenak. “ Apa lagi yang ingin ditanyakan? “ tanya Roger. Alvin dengan diplomatis mengatakan, “ Kalau saya sih tidak ada yang ingin saya tanyakan. Jika ada lagi yang perlu diluruskan, silakan. Kalau nggak ada ya nggak apa-apa. ” Pertanyaan ini sebenarnya cukup tajam. Kira-kira Alvin ingin mengatakan, apakah kamu menyesal menjadi pemakai narkoba? Tapi tentu saja disamping kurang sopan bagi pesakitan yang sedang dalam tekanan itu, jawabannya juga akan berbeda. Dan hanya fokus pada satu soal itu saja. Tidak mendapatkan klarifikasi soal manajemen artis itu, dan hal lainnya. Roger pun tidak merasa sedang “disidang” oleh Alvin.

Barangakali reporter TV One bisa belajar banyak dari Alvin. Sering kali reporter TV one bertanya pada nara sumber bikin kesal, bukan hanya nara sumber, tapi juga pemirsa. Terkadang pertanyaan lebih banyak dari jawabannya. Seperti menggurui, menasehati nara sumber. Terkadang tidak perduli. Misalnya, pemilik toko yang sedang sibuk mengangkut barangnya pada suatu pertsirtiwa kebakaran, dikuntit terus dengan berondongan pertanyaan. Atau pertanyaan tidak penting. Mislanya, keluarga korban yang baru saja ditinggal mati anaknya ditanya,” Bagaimana perasaannya? “ Tentu saja sedih. Aya aya wae...

2 Maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun