Pidato Presiden yang ditunggu-tunggu soal KPK versus POLRI, isinya sungguh di luar prediksi kebanyakan para pengamat. KPK mengapresiasi, ICW juga mengapresiasi dengan catatan harus tetap dikawal. Masih banyak lagi pengamat yang mengapresiasi, karena memang pidato SBY di penghujung masa baktinya sebagai presiden nampaknya ingin meninggalkan sesuatu yang baik, dalam bahasa orang yang gemar bersinis ria sebagai pencitraan.
Usman Hamid pengggiat HAM punya pendapat berbeda. Dalam wawancaranya di TV One, Usman mencak-mencak “mengkritisi” pidato itu dengan nafas yang tersengal-sengal menandakan menahan emosi yang tertahankan. Namanya juga emosi, pendapatnya pasti tidak jernih. Misalnya dia malah seolah-olah mendorong presiden daalm pidatonya harus berperan sebagai presiden dan ketua setgab.
Usman Hamid satu contoh pembela KPK yang akan kehilangan “Panggung” orasinya jika KPK dan POLRI berdamai. Dan mungkin masih ada lagi Usman-usman yang lain. Sedang nikmat-nikmatnya tampil sebagai “pembela rakyat” dan diliput luas oleh media, tiba-tiba pidato presiden di luar dugaannya. Tapi kenapa kok saya yang sewot ya? Balya Nur, Sabar mas….
9 Okt. 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H