Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syekh Arafat, Tidak Dikenal di Dunia, Dikenal di Langit

7 Agustus 2018   13:25 Diperbarui: 7 Agustus 2018   13:38 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Barusan TV One membahas soal reaksi jamaah sholat di area gempa bumi  Lombok. Menghadirkan nara sumber ustadz Zacky Mirza dan seorang ahli  konstruksi bangunan. Ditayangkan reaksi jamaah di beberapa masjid dan  mushala saat gempa. Ada yang kabur, ada juga yang bertahan.

  Menurut ustadz Zacky, tidak ada yang salah dari kedua reaksi itu, baik  yang kabur maupun bertahan, karena memang dibenarkan membatalkan sholat  jika ada bahaya, baik membahayakan diri sendiri maupun orang lain. 

 Tentang video viral yang tetap bertahan saat gempa, ustadz yang pernah  menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo  Mesir itu bukan hanya kagum pada keteguhan hati sang imam sholat, tapi  juga dia mengatakan bahwa dirinya belum tentu bisa seperti imam itu.

 Video viral yang dimaksud adalah sholat berjamaah di mushola Asyuhada,  Denpasar, Bali. Nampak dalam video, imam tetap bertahan dengan tangan  kiri memegang tembok ketika guncangan gempa semakin kencang. Imam  spontan membaca ayat kursi dan mengulang pada bagian, Allahu laa ilaaha  illa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatu wa laa nauum (Allah,  tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang hidup kekal lagi  terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur).

 Menurut ketua DKM mushola Asyuhada yang diwawancarai TV One, rekaman  sholat itu karena malam itu ada pengajian dan juga mengundang muadzin  seorang qari yang punya suara bagus. Pengajian itu biasa disiarkan live  via facebook.

 Imam sholat itu bernama Syekh Arafat Mahnabi Al  Yamani. Dari namanya mudah diterka beliau berasal dari mana. Beliau  bukan imam tetap di mushola itu. Menurut kabar, beliau semacam musafir  yang bisa tiba-tiba datang dan pergi sekehendaknya.  Menurut ketua DKM,  Syekh Arafat menolak diwawancarai karena khawatir akan menjadi riya. 

 Ada beberapa hal yang menarik. Pertama, nama mushola itu. Belakangan  ini, jangankan mendengar kata syuhada, orang-orang yang syahid di jalan  Allah, mendengar kata mujahid, orang yang berjihad di jalan Allah saja  sudah langsung dihubungkan dengan teroris, sekurangnya dicap negatif. 

 Kedua, mendengar nama imam Syekh Arafat Mahnabi Al Yamani yang  kearab-araban ( dan memang arab beneran ) dengan mengenakan pakaian Arab  akan dihubungkan dengan NKRI secara negatif. Nama mushola digabung  dengan nama imamnya kemungkinan besar akan ada yang memberi stempel  bukan Islam Nusantara. 

Apa pun penjelasan soal Islam Nusantara, faktanya  di akar rumput pemahamannya seperti itu. Perlu kerja keras  dan  terkoordinasi para pengusung IN untuk memberikan pemahaman yang benar  soal IN.  Video viral itu barangkali merupakan jalan untuk menghapus  stigma itu.

 Ketiga, ini yang menarik. Syekh Arafat menolak  diwawancarai media karena khawatir riya. Jaman now, era pencitraan yang  luar biasa, hal sepele saja dimanfaatkan untuk mendongkrak nama  seseorang, masih ada yang menolak popularitas yang oleh para pemburu  pencitraan dianggap  merupakan rejeki nomplok. 

Barangkali  berlebihan jika dihubungkan dengan sifat Uwais Al-Qarni, hamba Allah di  masa Rasullullah yang disebut " Terkenal di langit tapi  tidak terkenal  di dunia. " Syekh Arafat dan Uwais sama-sama kelahiran Yaman. Uwais  lahir di desa Qarn, makanya julukannya Al-Qarni. Barangkali bisalah  disebut Syekh Arafat mengikuti jejak kecil Uwais. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun