Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Dibalik Perayaan HUT Kemerdekaan

17 Agustus 2016   11:59 Diperbarui: 17 Agustus 2016   12:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali masih ada yang sulit memahami perayaaan HUT kemerdekaan RI. Gagal memahami makna aneka lomba dan hiburan di masing-masing wilayah. Masih ada yang menganggap pesta rakyat itu tidak ada hubungannya dengan perjuangan para pahlawan. Dana yang dikeluarkan hanya untuk hura-hura saja. Mari sama-sama kita “mentadaburi” maknanya

Tugas kita bersama mengisi kemerdekaan adalah merawat NKRI. Merawat ikatan kebhenikaan. Itulah makna keceriaan setiap perayaan kemerdekaan RI. Kalau kita hanya melihat hasil akhirnya saja mungkin hanya keceriaan yang kita dapatkan. Mari masuk dalam prosesnya.

Mulai dari  pembentukan panitia. Kita akan mendapatkan nilai musyawarah mufakat tanpa kepentingan politik, agama, dan kesukuan. Sumbangan suka rela warga benilai gotong royong tanpa pamrih. Inilah relawan yang sesungguhnya. Pelaksanaan lomba menghilangkan sekat baju partai politik, dogma agama, suku, kaya, miskin, tua, muda, laki , perempuan. Semua lebur dalam satu kata : Kegembiraan bersama.

Mungkin ada yang sinis melihat anak-anak kita menarikan lagu barat, atau India dan menganggapnya jauh dari nilai Indonesia. Mari lihat prosesnya. Pada umumnya, kelompok tari modern anak-anak untuk tujuh belasan mereka merencanakan bersama tanpa bantuan orang dewasa. Mulai dari memilih lagu, menata gerak, merencanakan pakaian, sampai jadwal latihan.  Disitulah nilai kemandirian dan kreatifitas.

Mereka bukan tidak mau menari tradisional yang memang harus mengeluarkan baiya lumayan mahal. Tari tradisional biasanya disokong oleh orang tua yang mau merogoh kocek demi melihat anaknya tampil dalam tarian dan busana daerah.

Nah, Itu cuma contoh kecil saja. Silakan gali lagi nilai lainnya.  Coba sebutkan apakah ada hari besar nasional atau hari besar keagamaan yang bisa menyatukan lintas ideology partai, agama, suku, usia, dan gender selain perayan HUT kemerdekaan RI? Tidak ada. Masihkah meragukan makna kemerdekaan pada setiap perayaan HUT kemerdekaan?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun