Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lawan Bicara Metro Tv atau Kampanye Sex?

22 April 2014   04:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barusan saya nonton acara Lawan Bicara di Metro TV. Biasanya di acara dialog itu ada nara sumber yang pro dan kontra. Pentingnya dua kutub nara sumber itu setidaknya salah satu bisa mewakili suara kita. Tapi kali ini berbeda. Metro TV sengaja menampilkan hanya yang pros aja, bukan hanya nara sumber, pengunjungnya yang sekali-sekali diberi kesempatan bicara tidak lebih dari tukang stempel nara sumber. Padahal peserta diskusi itu dibagi berbagai kelompok. Ada kelompok guru dari berbagai organisasi, ada mahasiswa dari berbagai perguruan tingg. Semua sama saja. Tukang stempel. Termasuk pembawa acara. Nampak sekali kedua pembawa acara itu sengaja menggiring agar kita semua setuju ocehan nara sumber yang salah satunya adalah si Bewok dari KPAI.

Bagi yang tidak nonton, barangkali menyangka diskusi soal politik mutakhir. Bukan. Ini soal edukasi sex sejak TK.Semua kepala yang ada di ruang itu sepakat pendidikan sex harus diajarkan. Caranya? Salah seorang nara sumber dengan semangat ngocehsoal contoh pendidikan sex pad anaknya yang di terapkan di rumah. Anak TK harus sudah diperkenalkan alat vital tanpa menggunakan simbol. Kalau penis ya sebut penis, kalau vagina ya sebit vagina. Lalu setelah diperkenalkan, si Bapak yang berkacamta itu bercerita dia mengajak anaknya yang usia TK membuka situs porno. Dia ingin menguji, apakah anaknya paham dengan pelajaran sex yang dia ajarakan. Sampai di sini, saya berpikir, tayangan untuk ketegoriusia, apa gunanya? Lalu ngapain menkoinfo cape-cape memberangus situs porno?Untuk apa software pengaman situs porno agar tidak bisa dibuka oleh anak-anak?Sekali lagi, semua kepala di ruang itu bertepuk tangan tanda setuju. Soaltepuk tangan di televisi biasanay memang ada yang memberi komando.

Tepuk tangan menambah semangat “guru” sex itu. Dia mengatakan, cara yang lain adalah mandi bareng anak. Dia bercerita, anaknya di kamar mandi mulai bertanya, kenapa punya bapaknya berbulu ( ini sesuai yang diucapkan oleh guru sx itu ) sedangkan dia tidak?Setelah menjelaskan, lalu dia nunging ( ini persis yang diucapkan oleh guru sex itu ) anaknya dibiarkan meraba-raba. Ketika banyak yang tertawa, dia memperingatkan bahwa ini bukan hal yang lucu. Ini soal sangat penting.

Terakhir,d ia menolak pertanyaan soal pentingny ajaran Agama. Bagi dia pelajaran agama hanya bungkus saja. Paling penting adalah pendidikan sex, setelah itu baru Agama berperan sebagai pembungkus. Baginya pelajaran Agama bagi anak hanya membuat anak mencoba untuk melawan ajaran itu. Semua tepuk tangan tanda setuju.

Silakan Anda menilai. Saya ingin menilai dari sisi lain saja. Apa makna Lawan Bicara tanpa pro dan kontra? Siapa yang bisa menjamin cara bapak itu sangat benar, tanpa celah kesalahan sedikit pun? Memang sih...diskusi itu nampaknya sudah diatur untuk semua setuju. Pertanyaan yang diajukan oleh pengunjung nampak sangat kaku seperti setingan. Jelas ini bentuk money diskusi yang mengherankan. Tumben MetroTV bersikap aneh kaya gini. Apakah ini rerncana restorasiNasdem dalam bidang pendidikan? Kalau iya. Hmmm..mentang-mentang sudah berkoalsi dengan partai tajir...

21 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun