Mohon tunggu...
Nabila Amara
Nabila Amara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Memiliki minat di Bidang Web3 dan Blockchain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ternyata Desa Trasan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang Memiliki Potensi Usaha yang Menjanjikan

1 Juli 2024   09:36 Diperbarui: 1 Juli 2024   09:54 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Trasan, Kecamatan Bandongan (28/05/2024) – Mahasiswa UNNES GIAT 9 melakukan kunjungan ke UMKM yang menjadi potensi Desa Trasan.

Selasa, 25 Juni 2024 satu hari setelah penerjunan, mahasiswa UNNES GIAT 9 Dessa Trasan melakukan kunjungan dan silaturahmi ke beberapa dusun sekaligus melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh desa. Dengan tujuan untuk menyelaraskan dengan program kerja yang akan di laksanakan nantinya. Dalam kegiatan tersebut didampingi oleh Kepala Dusun Plikon.

UMKM yang terdapat pada dusun plikon diantaranya seperti produksi sambel pecel rumahan, Manisan Sirsat, dan produksi Kerupuk Puyur. Namun mahasiswa hanya mendatangi rumah produksi Manisan Sirsat dan Kerupuk Puyur. Mahasiswa mendapatkan informasi langsung dari Bapak Koyim selaku Kepala Dusun Plikon dan juga sebagai pembuat manisan sirsat itu sendiri.

Bapak Koyim menjelaskan bahwa pembuatan Manisan Sirsat diproduksi jika hanya musim nya saja, sehingga produk tidak siap setiap saat "Kami sudah mencoba untuk menanam pohon sendiri, namun pohon gagal untuk tumbuh" jelas Pak Koyim. Hal tersebut menjadi tantangan dari bagian produksi. Hasil produk dipasarkan kepada tempat oleh-oleh sekitar Magelang dan Yogyakarta.

Gambar Manisan Sirsat Siap di Pasarkan (Dokumentasi pribadi)
Gambar Manisan Sirsat Siap di Pasarkan (Dokumentasi pribadi)
Selain itu pada hari Rabu. 26 Juni 2024, mahasiswa mengunjungi potensi desa lainnya yang terletak di Dusun Weru. Terdapat warga yang melakukan budidaya jamur, dengan hasil produk makanan basah olahan Jamur seperti lumpia jamur, nasi bakar jamur, dan kripik jamur. Namun hasil pemasaran produk masih hanya sekitar rumah ke rumah. 

Terdapat hal menarik dari usaha rumahan ini, bahwa sebelumnya pemiliki usaha sempat berhasil memproduksi sabun cuci piring sendiri yang juga sempat dipasarkan kepada masyarakat tetapi kalah saing dengan produk lainnya yang memiliki harga relatif lebih murah.

Gambar Produk Sabun Cuci Piring  (Dokumentasi pribadi)
Gambar Produk Sabun Cuci Piring  (Dokumentasi pribadi)

Sangat di sayangkan karena kurangnya pemasaran dan pengetahuan warga sekitar akan produk tersebut, sabun cuci piring ini dapat menjadi produk kebanggaan warga Desa Trasan sendiri jika produk tersebut sukses untuk dipasarkan. Mahasiswa melakukan diskusi bersama pelaku usaha, terkait pengalaman dan saran masukan untuk mahasiswa sebagai khalayak muda yang memiliki banyak mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun