When The Phone Rings, sebuah drama Korea yang menjadi hit akhir-akhir ini, berada di pusat kontroversi setelah merilis episode 12 yang dianggap memicu sentimen negatif terkait konflik Palestina-Israel. Drama ini menampilkan plot yang menggambarkan negara fiktif "Paltima" menyerang "Izmael" dan mengambil sandera warga Korea Selatan. Kendati nama-nama tersebut fiktif, para penonton segera mengaitkannya dengan Palestina dan Israel, yang memperburuk reaksi terhadap drama ini.
Tak lama setelah episode tersebut tayang pada 4 Januari 2025, media sosial menjadi ajang perdebatan panas. Banyak penonton yang merasa terganggu dengan penggambaran tersebut, menyebutnya sebagai penyederhanaan dan penyimpangan fakta-fakta historis serta politik mengenai konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Sejumlah netizen menuduh drama ini menyebarkan propaganda Zionis dan mengecam representasi yang dianggap tidak sensitif dan biasa.
Sejumlah kritikus film juga angkat bicara mengenai kontroversi ini. Mereka mencatat bahwa penggunaan negara fiktif tidak bisa mengaburkan kesan bahwa cerita tersebut mengacu langsung pada konflik Palestina-Israel. Mereka menekankan pentingnya penggambaran yang lebih akurat dan sensitif terhadap konflik yang melibatkan banyak nyawa dan penderitaan manusia. Ada kekhawatiran bahwa penyederhanaan konflik seperti ini dapat memperparah ketegangan di antara para penonton dari kedua belah pihak.
Sejauh ini, pihak produksi drama belum memberikan pernyataan resmi mengenai kritik yang diterima. Namun, tekanan untuk merespons situasi ini semakin besar seiring dengan meningkatnya seruan untuk memboikot drama tersebut. Pihak produksi mungkin perlu mempertimbangkan untuk berdialog dengan publik dan menjelaskan niat mereka di balik cerita ini, serta bagaimana mereka bisa lebih berhati-hati dalam penanganan isu-isu sensitif di masa mendatang.
Kesimpulan
Drama When The Phone Rings telah memicu debat panas mengenai representasi konflik Palestina-Israel dalam media hiburan. Kritik yang muncul menggarisbawahi pentingnya sensitivitas dan akurasi dalam menggambarkan isu-isu yang kompleks dan bersejarah. Bagaimana pihak produksi akan merespons kontroversi ini masih menjadi pertanyaan besar, tetapi jelas bahwa mereka harus mengambil langkah yang tepat untuk menghormati para penonton dan menjaga integritas cerita mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H