Mohon tunggu...
balqissyamikrima
balqissyamikrima Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Halo semuanya! Saya Balqis Syam Ikrima, penulis artikel baru yang penuh semangat di Kompasiana. Saya memiliki hasrat yang mendalam untuk menulis dan berbagi cerita yang memikat serta informasi yang bermanfaat. Mulai dari sejarah, ulasan buku, film, lagu dan puisi. Saya berusaha untuk menghadirkan konten yang menarik dan menginspirasi. Semoga suka yaa

Selanjutnya

Tutup

Film

Kontroversi Film "When the Phone Rings" Mengangkat Konflik Palestina-Israel ke Layar Drama

5 Januari 2025   17:41 Diperbarui: 6 Januari 2025   08:45 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
When the Phone Rings (Sumber : Google)

When The Phone Rings, sebuah drama Korea yang menjadi hit akhir-akhir ini, berada di pusat kontroversi setelah merilis episode 12 yang dianggap memicu sentimen negatif terkait konflik Palestina-Israel. Drama ini menampilkan plot yang menggambarkan negara fiktif "Paltima" menyerang "Izmael" dan mengambil sandera warga Korea Selatan. Kendati nama-nama tersebut fiktif, para penonton segera mengaitkannya dengan Palestina dan Israel, yang memperburuk reaksi terhadap drama ini.

Tak lama setelah episode tersebut tayang pada 4 Januari 2025, media sosial menjadi ajang perdebatan panas. Banyak penonton yang merasa terganggu dengan penggambaran tersebut, menyebutnya sebagai penyederhanaan dan penyimpangan fakta-fakta historis serta politik mengenai konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Sejumlah netizen menuduh drama ini menyebarkan propaganda Zionis dan mengecam representasi yang dianggap tidak sensitif dan biasa.

Sejumlah kritikus film juga angkat bicara mengenai kontroversi ini. Mereka mencatat bahwa penggunaan negara fiktif tidak bisa mengaburkan kesan bahwa cerita tersebut mengacu langsung pada konflik Palestina-Israel. Mereka menekankan pentingnya penggambaran yang lebih akurat dan sensitif terhadap konflik yang melibatkan banyak nyawa dan penderitaan manusia. Ada kekhawatiran bahwa penyederhanaan konflik seperti ini dapat memperparah ketegangan di antara para penonton dari kedua belah pihak.

Sejauh ini, pihak produksi drama belum memberikan pernyataan resmi mengenai kritik yang diterima. Namun, tekanan untuk merespons situasi ini semakin besar seiring dengan meningkatnya seruan untuk memboikot drama tersebut. Pihak produksi mungkin perlu mempertimbangkan untuk berdialog dengan publik dan menjelaskan niat mereka di balik cerita ini, serta bagaimana mereka bisa lebih berhati-hati dalam penanganan isu-isu sensitif di masa mendatang.

Kesimpulan
Drama When The Phone Rings telah memicu debat panas mengenai representasi konflik Palestina-Israel dalam media hiburan. Kritik yang muncul menggarisbawahi pentingnya sensitivitas dan akurasi dalam menggambarkan isu-isu yang kompleks dan bersejarah. Bagaimana pihak produksi akan merespons kontroversi ini masih menjadi pertanyaan besar, tetapi jelas bahwa mereka harus mengambil langkah yang tepat untuk menghormati para penonton dan menjaga integritas cerita mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun