Mohon tunggu...
Balqis Zahra
Balqis Zahra Mohon Tunggu... lainnya -

"Good Bad Who Know"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kalbu Cinta Bagian 3 (3)

23 Mei 2013   11:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:09 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13692845132084044134

….

Pagi baranjak datang, kusadari pagi ini sang mentari menyambutku penuh cinta, sinarnya menerobos masuk lewat celah-celah udara, menghangatkan kamar sempit ini, menghangatkan sebuah kamar yang memiliki penuh potretan hidupku, kamar yang senantiasa menampung air mataku, senyumku, tawaku dan haruku..

Dan.. kamar sempit inilah tempat dimana aku selalu mengingat hseorang hamba alloh, dengan namanya yang menggantung indah, menggantung dengan cantiknya di dinding kamarku. Mengingatnya, seorang muslim yang betul-betul aku cintai.

Apalagi.. saat memanggilnya dengan hembusan nafas dan takbir, sungguh.. namanya hidup kembali, ya ! dia adalah seorang yang selalu dating dan selalu menetap dalam hati manusia, dia adalah seorang yang selalu diagungkan, seorang yang menjadi panutan umat islam. Nabiku Yaa Muhamad SAW.

Banyak yang ingin aku katakana tentangnya, tapi.. biarlah hati ini  yang mengatakan, lagi pula aku selalu merasa berada disisinya, dengan penuh kasih beliau menggenggam tanganku, menghapus air mataku dan melindungi hatiku.

Bicara tentang hati, aku jadi teringat dengan seorang lelaki , aku mengingat laki-laki yang aku rasa telah mengambil hatiku. Kak Zubair, entah mengapa aku mengingatnya disetiap saat

Tapi aku takut, aku takut kalau-kalau aku mencintainya, aku takut aku takut jika aku benar-benar mencintainya, dan aku takut karena mencintainya aku lupa pada sang khalik, aku takut, aku takut..

Lama memikirkanya. Air kembali mengalir deras, meluncur dari mataku, membasahi pipiku dan membangunkan hatiku, rasanya jiwaku ingin memarahi hatiku, agar aku bias melupakanya.

Tapi.. bukankah ini rasa yang Alloh berikanpadaku ? dan.. aku tidak salah untuk memiliki rasa ini ? tapi kenapa aku takut ? aku benar –benar takut, banyak yang aku takuti, utamanya kalau-kalau aku menduakanNYA, aku tak mau itu terjadi.

Semakin lama aku menyelami rasa ini semakin yakin pula bahwa aku jatuh cinta dan mencintai Kak Zubair, lelaki pertama yang mampu mengetuk daun pintu hatiku yang lama buka. Sekarang tinggal persoalanya, apa aku akan membuka hatiku padanya ? atau.. aku akan selalu menutupnya, karena aku hanya mencintaiNYA..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun