Saat berjalan menuju kediaman Restu tiba-tiba kami berpapasan dengan tetangga restu, si Wirdan. "Waaah, temen kak Restu yah? Tadi pergi naik mobil dengan lelaki" tuturnya dengan menunjukan jari telunjuknya ke arah kanan gang. "Ooh, makasih yah Dan" jawab Hanni.
"Apakah kak bai' yaa yang dimaksud wirdan tadi?" Tanya hanni, aku hanya mengangkat bahu mengisyaratkan ketidak tahuanku. Hanni langsung merogoh sakunya dan mengambil ponselnya, "biar ku telephone restu" ujarnya sembari menekan nomor tujuan. Panggilan gagal, Hanni mencoba mengulanginya hingga berkali-kali tapi hasilnya tetap sama, tak ada jawaban.
Hening menyapa sesaat, lalu dengan ekspresi muramnya Hanni membuka kalimat "tidak usah dengan restu lah nab, kita pergi berdua saja" aku melihat rasa kecewa dalam keputusannya. Aku mencoba menghiburnya dengan mengajak Hanni ke toko buku. " Yaa sudah. Ayo han, ke toko buku saja. Kebetulan ayah titip buku padaku" ajakku.
Setibanya di toko buku, kami langsung asyik dengan bacaan2 yang membuat kami lupa pada kejadian menjengkelkan beberapa saat tadi.
....