Ada film Thailand baru...yuhuuuu! Kali ini saya langsung mendaftar begitu membaca pengumuman yang tertera di Kompasiana. Yess, biasanya saya menonton film Thailand bersama Komik. Kalau film Holywood mainstream khan biasanya bareng keluarga besar yang segambreng ituh...hehe.
Film Thailand yang diproduksi oleh PH Trabsformation Film mulai tayang di CGV Indonesia tanggal 19 Juli 2017 ini berjudul Mr Hurt dengan bintang utama pria-nya Sunny Suwanmethanont. Ini salah satu bintang film pria Thailand favorit saya selain Ter . Bersyukur saya pernah bertemu langsung dengan kedua pemeran film ini ketika mereka berkunjung ke Indonesia. Bisa ketemu mereka berkat KOMIK juga loh! Senen tanggal 17 Juli 2017 lagi-lagi Kompasianers mendapat kesempatan emas menyaksikan film "Mr Hurt" sebelum tayang untuk umum.
Di film Mr Hurt, Sunny berperan sebagai Don Sri-Chang , Petenis Profesional yang tentunya berprestasi dan banyak dikontrak oleh berbagai brand sponsor. Sunny memiliki seorang kekasih bernama : Anna (haiiiis, jejingkrakkan banget deh saya selama menonton film ini karena Sunny senantiasa menyebut-nyebut nama saya dengan penuh cinta dan kerinduan...uhuks!). Anna yang diperankan oleh Marie Broenner adalah artis (bintang film dan model) terkenal. Melihat Anna kok saya justru teringat artis-artis Indonesia era 90-an yaa? Hahaha...Terkesan penampilannya kurang milenials.
Don itu kurang apa sih yach??? Ganteng dan atlet berprestasi gitu loh...tapi emang mudah emosional, walaupun nggak pernah melakukan sikap keras fisik ke lawan jenis. Oleh karena emosi-nya ini membuat tangannya cedera dan tidak dapat bermain tenis sementara waktu. Semangatnya juga drop karena tiba-tiba Anna memutuskan hubungan dan berpacaran dengan Jimmy The Rocket, vocalis kondang band ternama (Diperankan oleh Pongsatorn Jongwilas). Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga, sudah diputusin kekasih eh tangan cedera pulak sampai harus digips. Patah hati plus patah tulang (Aiiih, Sunny, sini...sini ke Anna di Jakarta ajah :p)
Don frustasi dengan keadaan ini, dia menjadi pemabuk. Jadi pemabuknya tidak bikin onar atau emosi berkobar. Mabuknya di bathroom, ngegeletak tak berdaya di dalam bathup. Ternyata memang ini kebiasaan Don yang kalau memiliki masalah langsung drop di bathup tanpa air.
Ayah dan 2 management crew-nya tidak dapat membiarkan hal ini berlangsung terus menerus, apalagi Don memiliki ikatan kontrak dengan Nike sebagai brand sponsor utama. Ayahnya menyarankan agar Don kembali ke Pattaya untuk membangkitkan aura semangat bermain tenis kembali. Di Pattaya kegiatan dan kisah prestasi Don bermula, sejak kanak-kanak hingga berprestasi di tingkat remaja.
Ternyata di Pattaya Don lagi-lagi bertemu dengan Anna yang sedang shooting film. Anna mengajak Jimmy. Melihat Jimmy si vocalis itu saya justru jadi teringat Indra Birowo deh. Jimmy yang rocker full tato semula saya pikir akan menjadi tokoh antagonis yang akan nyinyir licik terhadap Don, tetapi ternyataaaa....hahaha...inilah hal yang saya sukai dari film Thai,yakni tiba -- tiba ada kejutan pada karakter tokoh-tokohnya.
Di Pattaya juga Don bertemu dengan Dew, sahabatnya ketika dirinya mengawali belajar tenis. Dew yang dahulu memberi semangat kepada Don untuk selalu berprestasi, Dew yang selalu menemani Don hangout di cafe donat. Dew diperankan oleh Mashanoad Suwanmas. (Saya tuh masih keder mengenali nama orang Thailand, walaupun ketika kuliah teman-teman dekat banyak berasal dari negeri ini. Bingung membedakan mana nama untuk cowok dan mana nama untuk cewek. )
Kejadian demi kejadian muncul di film ini. Salah satu hal yang saya gemari dari film Thailand adalah adegan dan karakter tokohnya tidak monoton, tetapi tetap "manusiawi". Memang terkadang ending-nya dapat diprediksi, namun hingga akhir film/cerita banyak hal yang tidak dapat kita duga. Walaupun film romantic namun tetap memiliki etika, nggak ada deh adegan vulgar sekalipun ciuman bibir lama.
Karena sudah bisa fokus ke adegan dan cerita, maka kita juga tidak bertanya-tanya hal yang dianggap tidak lazim di Indonesia. Misalnya di film Mr.Hurt ini tidak ditampilkan atau diceritakan mengenai ibu dari Don. Tetapi sebagai penonton saya sudah tidak peduli dengan cerita Ibu-nya Don, karena sudah fokus dengan kehidupan masing-masing tokoh yang terlihat di layar.
Hanya 1 hal yang relatif mengganggu pada adegan film ini, yaitu saat Don menonjok seorang Bapak di hotel dan kemudian Don hanya berlalu saja ketika bapak tersebut memohon kepadanya untuk membawa ke rumah sakit. Harusnya nggak boleh gitu dong, Don, biarpun orang itu mengesalkan kamu tetapi orang tersebut khan seumuran ayahmu yang harus dihormati dan dijaga ....