Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bidadari Terakhir : Romansa Berondong dan Pelacur di Pulau Borneo

11 September 2015   09:53 Diperbarui: 11 September 2015   10:08 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senangnya hati ini mendapat undangan dari Komik Kompasiana untuk menyaksikan film Bidadari Terakhir saat Pers Screening di Epicentrum XXI. Tentunya kami, Kompasianers, menyaksikan film ini sebelum film ditayangkan di berbagai bioskop. Istimewa-nya lagi jika menyaksikan pada Press Screening dan Gala Premier adalah kita menonton bersama para pemainnya. Ditambah lagi kita mendapatkan goodiebag berisikan t-shirt bergambar poster film-nya dan...hidangan di Alegro KTV saat berlangsungnya Press Conference seusai menyaksikan Bidadari Terakhir.

Saya tertarik dengan film Indonesia,untuk mengapresiasikan film nasional. Cinta film Indonesia dong, bahkan pemain film RI saat ini sudah mulai bermunculan di film Hollywood. Mari kita jajah dunia dengan film Indonesia, karena sesungguhnya market penonton film di Indonesia termasuk tertinggi di dunia, makanya film asing banyak yang mulai mengincar dengan memasukkan “unsur” Indonesia ke film-film yang mereka produksi.Minimal kembali menjadikan film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri deh!

Penasaran dong saya dengan film yang dibintangi oleh seorang putri yang pernah menjadi “nomor 1” di Indonesia, bahkan menjadi “16 tercewek di universe”....hehehe...adalah Whulandary Herman, Puteri Indonesia 2013 dan 16 Terbaik Miss Universe. Ini merupakan film layar lebar pertama bagi Whulandary. Ia yang seorang wanita berasal dari Sumatera Barat kali ini memerankan sebagai wanita yang lahir dan besar di Kalimantan Timur. Boleh dikatakan film ini benar-benar menguji kemampuan Whulandary di dunia akting, khususnya layar lebar. Menjadi seorang pelacur kelas menengah (bawah) dan wanita Kalimantan tentunya bukan Whulandary bangeeet. Barangkali kesamaannya dengan tokoh Eva adalah Whulandary merupakan anak yang sudah tidak memiliki ayah kandung sejak kecil. Saya rasa di film Bidadari Terakhir ini pula Whulandary mempertaruhkan gelar-nya sebagai Putri Indonesia dan finalis Miss Universe karena berani mengambil peran sebagai wanita yang berprofesi di dunia prostitusi.

[caption caption="Kompasianers Mendapat Goodiebag"][/caption]

Baiklah, mari kita berbicara mengenai cerita film ini. Bidadari Terakhir diangkat dari novel karya Agnes Davonar yang ceritanya berdasarkan kisah nyata. Di sutradarai oleh Awi Suryadi. Berawal dari menunggu temannya di rumah bordil bernama Paradiso, Rasya (Diperankan Maxine Bouttier) berkenalan dengan Eva. Terlihat karakter Eva yang cerdas saat bertemu dengan Rasya karena Eva dapat menebak karakter pribadi Rasya dengan mengamati bahasa tubuh. Rasya berasal dari keluarga baik-baik, ayahnya pegawai BUMN perminyakan dan ibu-nya adalah ibu rumah tangga yang cermat dalam memperhatikan kedua anak-nya. Boleh dikatakan keluarga Rasya merupakan keluarga ideal seperti dalam iklan keluarga berencana zaman orde baru. Yah, Rasya memang seorang pria yang terbentuk memiliki pemikiran yang lurus dan meyakini bahwa dalam kehidupan semua harus direncanakan agar masa depan menjadi cemerlang. Hingga akhirnya Rasya yang di sekolahnya terkenal sebagai siswa yang pintar dan cerdas pelajaran sekolah jatuh cinta kemudian berpacaran dengan Eva, pelacur yang terjun di dunia prostitusi. Kisah asmara Rasya – Eva terdengar pula ke Maria, adik kelas Rasya yang manis dan giat belajar.

Masalah demi masalah mempengaruhi prestasi Rasya di sekolah. Dia yang biasanya menjadi siswa terbaik terlempar nilainya bahkan tidak masuk dalam 10 besar. Ayahnya (Diperankan Ikang Fawzi) marah besar mengetahui kondisi ini. Yang diketahuinya anaknya adalah anak penurut, pintar dan baik. Hal ini menjadi salah satu penyebab adiknya yang cewek menyebutnya sebagai “Robot” yang selalu diatur oleh ayahnya. Akhirnya Rasya berpetualang meninggalkan Kalimantan seperti yang diinginkan oleh Eva atas inspirasi perkataan ayah Eva ketika Eva masih kecil. Rasya memutuskan menemukan jati diri-nya, terlepas dari aturan-aturan orang tua-nya.

Lantas bagaimanakah kisah asmara Rasya dan Eva? Berlanjutkan hubungan mereka? Bagaimana dengan Maria, adik kelas yang mencintainya? Apakah Maria justru merajut kisah dengan Hendra, sahabat Rasya yang terlihat sering “mencomblangi” keduanya? Semua terjawab kalau kita menyaksikan film ini yang diputar di bioskop mulai 10 September 2015. Dari awal hingga akhir film, menurut saya ending cerita ini-lah yang sebenarnya “mendidik” karena tersirat bahwa Rasya telah menemukan jati dirinya.

Dalam visualisasi memang terkesan bahwa sang sutradara ingin memberikan kesan yang mendidik dan tidak nakal, misalnya di Paradiso minuman yang disediakan dan dipesan Eva adalah teh dalam botol – bukan minuman beralkohol atau ‘minuman nakal’ lainnya yang biasanya divisualisasikan secara lebay oleh sutradara kebanyakan. Bisa aja khan seorang pelacur tidak menyukai minuman beralkohol sambil merokok. Juga walaupun Rasya berduaan di kamar hotel dengan seorang wanita, Rasya tetap tegar belajar pelajaran sekolah dan tidak tergoda oleh Eva untuk melakukan hubungan seksual walaupun bukan berarti dia seorang pria yang “lemah” atau menyukai sesama jenis.

Namun acting para pemain di sekolah belum terlalu kuat untuk mengangkat zaman kekinian. Sehingga terkesan menyaksikan sinetron atau film masa Gubernur Banten Bapak Rano Karno yang kasmaran dengan Bunda Yessy Gusman...hehehe...Bukan berarti nggak bagus loh, tetapi saya benar-benar ngerasa sedang menyaksikan film beberapa tahun lalu. Apalagi ditunjang oleh cerita tentang seorang pelacur yang dengan terpaksa karena untuk membiayai pengobatan orang tuanya. Seharusnya cerita ini bisa di revisi atau di-modifikasi. Tahun ini pengobatan dan operasi sudah dapat disubsidi dengan menggunakan BPJS gagasan era Presiden RI SBY. Logika lainnya yang tidak klik dalam film ini adalah saat Rasya mencari-cari Eva di rumah sakit. Kok bisa sampai nggak mengetahui nama lengkap Eva? Bukankah dia yang membantu membuat lamaran dan CV ketika Eva melamar pekerjaan sebagai Front Office hotel berbintang? Atau karena terlalu paniknya ya sehingga Rasya tidak ingat nama lengkap Eva?

Menyaksikan Bidadari Terakhir diharapkan Balikpapan yang selama ini dikenal sebagai kota minyak dan penuh hutan bisa menjadi terangkat dunia pariwisata-nya. Dalam film ini kita dimanjakan oleh keindahan dan kekayaan kota Balikpapan. Kita dapat melihat wajah kota Balikpapan yang berpredikat Kota Terbersih se-Indonesia sebanyak 13 kali, kota terbersih ke-2 di ASEAN dan peringkat pertama sebagai kota yang paling di cintai di seluruh dunia mengalahkan kota Paris-Perancis. Nggak jelas juga versi siapa ya karena saya mendapatkan informasi ini dari twitter...hehehe. Oh ya, seandainya saja cerita dibuat lebih kekinian film bisa divisualisasikan adegan Rasya di airport saat ingin meninggalkan Balikpapan. Bandara Sepinggan merupakan bandara peringkat 16 tingkat layanan terbaik di dunia berdasarkan survey Airport Service Quality (ASQ) .Dari menyaksikan film ini sih saya bisa melihat sisi lain dari Balikpapan, juga jembatan Mahakam di Samarinda. Yang pasti membuat saya mempersiapkan koper untuk ke kota ini setidaknya dalam 1-2 tahun ini. Soundtrack lagu ‘Seluas Harapan’ yang dibawakan oleh Endah N Rhesa memberikan kesegaran pada film, khususnya saat menampilkan adegan-adegan Rasya dan Eva saat berkeliling Balikpapan. Romantis dan damai, dua kata yang dapat menjelaskan perasaan hati ketika mendengarkan. Membuka mata dunia bahwa kota Balikpapan yang juga memiliki pantai yang bersih selain minyak dan hutannya.

Nah, kalau kamu ingin mengetahui berhasil atau tidaknya Whulandary Herman berperan sebagai pelacur dan mempertaruhkan nama-nya sebagai Puteri Indonesia dan 16 Besar Miss Universe, maka jawaban hanya bisa di dapatkan apabila kamu menyaksikan film Bidadari Terakhir dan semoga ini bukan film layar lebar bagi sang Putri Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun