Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kue Lebaran Bangsawan Palembang

21 April 2023   22:09 Diperbarui: 21 April 2023   22:15 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue 8 Jam dari Palembang (Dok. Pribadi) 

Pada umumnya masyarakat perkotaan saat hari lebaran menyajikan kue-kue kering seperti kue Putri Salju, Nastar, Kastengel, Coklat , dll. Biasa disajikan di toples-toples kaca atau plastik transparan yang diletakkan di atas meja ruang tamu. Saat ini banyak yang menjual atau open PO kue-kue semacam itu. Terbayang setelah silaturahmi dari rumah ke rumah kita puas makan kue - kue jenis ini beserta makanan khas lebaran Ketupat, opor, rendang, sambel goreng kentang dan sejenisnya.

Sepulangnya saya staycation dari Palembang, saya sangat menginginkan makanan khas Palembang. Bukan Pempek karena ini sangat mudah di dapatkan. Yang saya inginkan adalah Kue 8 Jam, kue khas lebaran. Selain itu saya juga sangat ingin Telor Ukan yang menurut informasi hanya banyak dijajakan saat hari ulang tahun negeri ini di bulan Agustus

Akhirnya Lebaran 1443 H...

Saya berkunjung ke rumah orangtua teman saya yang tinggal sekitar 3 km dari rumah saya. Teman saya tinggal di Palembang. Alangkah senangnya saat kakak teman saya menyajikan kue 8 Jam yang dikirimkan oleh adiknya. Berhubung saya sudah sangat lama tidak makan kue ini, Saya sempat meyakinkan dengan bertanya ke teman kakak tentang nama kue yang saya makan.

"Hayooo kue apa? Mosoq kamu gak ngerti?"

"Kue 8 Jam..." jawab saya pelan khawatir salah tebak. Tepat! Kue yang saya makan itu adalah Kue 8 Jam.

Kue 8 Jam dahulu kala merupakan kue yang hanya di konsumsi oleh bangsawan Kesultanan Palembang. Sesuai dengan Namanya, kue ini dimasak (dengan cara dikukus) selama 8 jam sehingga tekstur kue ini begitu lembut. Rasa-nya berbeda dengan kue yang ada, barangkali perpaduan lapis legit, bika ambon, dan kue Indonesia lainnya. Taste-nya gurih manis. Gurih yang berasa dari telor dan margarine, manis dari rasa gula. Terbuat dari telor, gula pasir, vanilla, margarine, tepung terigj, susu kental manis berpadu satu kemudian dikukus selama 8 jam.

Kue ini masih jarang ditemukan di Jakarta, termasuk sulit dibeli di kedai atau resto yang menyediakan makanan Palembang.

Sekarang kue ini bisa dinikmati oleh rakyat biasa, khususnya saat lebaran dan hari Raya. Salah satu toko kue di Palembang dapat open PO untuk kue 8 Jam.

Jika ingin membuat sendiri harus siap bersabar lebih dari 8 jam mengukusnya. Sebaiknya jika belum pernah mencoba, lebih baik membeli /memesan ke ahlinya, pembuat kue asal Palembang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun