Pertama mendengar kata Likupang saya tercengang. Nama ini masih belum akrab di kalangan wisatawan nusantara dan mancanegara. Setahun terakhir ini akhirnya saya banyak membaca, mendengar serta menyaksikan tentang Likupang - surga alam tersembunyi di Minahasa Utara Sulawesi Utara ( North Sulawesi )
Likupang menjadi satu kawasan Destinasi Super Prioritas - DSP Lingkupang bersama wonderful Indonesia lainnya, yakni  kawasan Mandalika, Borobudur, Danau Toba dan Labuhan Bajo.  Kawasan wisata Likupang adalah kawasan otoritatif dengan luas sekitar 197 Ha di Kabupaten Minahasa.
Dahulu Likupang Yang Tenggelam
Keindahan Likupang seakan sesuai dengan asal nama kawasan ini. Berawal dari nama Linekepan yang artinya tenggelam dalam bahasa Tounsea. Dahulu saat bulan purnama air laut pasang, pemukiman terendam sehingga dari kejauhan terlihat seperti tenggelam. Sebelumnya perkampungan tersebut disebut Minawanua Linekepan.
Likupang merupakan suatu wilayah paling utara tanah Tounsea, salah satu suku yang bermukim di Sulawesi Utara.
Sekarang Likupang yang Berkembang
Dengan potensi alamnya yang masih alami Likupang saat ini menjadi destinasi wisata kelas dunia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , Sandiaga Uno menginginkan kawasan Likupang menjadi Destinasi Super Prioritas berkualitas.
Pada kesempatan peletakan batu pertama pembangunan sebuah resort berkelas international, Resort The Pulisan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Sandiaga Uno berkata,"Kita mencanangkan resort ini sebagai DSP yang berkualitas dan harus dibangun dengan totalitas."
Selain itu dibangun pula sekolah tinggi pariwisata di dekat Likupang .
Wisata Alam Olahraga Unggulan Likupang Mendatang
Dengan potensi alam baharinya nan indah maka Likupang sangat berpotensi menjadikan wisata baharinya ke kelas dunia.
Tahun 2007 pihak WWF Indonesia dan masyarakat lokal menemukan penyu hijau. Penyu hijau merupakan jenis penyu langka di dunia. Tentunya hal ini menyatakan bahwa ekosistem laut di Kawasan Likupang masih sangat baik. Kabar baik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut dan pantai di sini bukan?
Karena ini pula Sulawesi Utara siap menjadi tuan rumah ajang World Beach Games 2023.
Haider Farman, Technical Director Asosiasi Komite Olimpiade Nasional (ANOC) awal Februari 2022 telah meninjau lokasi di Sulawesi Utara - khususnya Likupang yang merupakan calon kuat World Beach Games 2023 berdasarkan keputusan General Assembly ANOCÂ di Krete Yunani tanggal 24-25 Oktober 2021.
Haider Farman berkomentar tentang lokasi acara international ini,"Pantainya indah, hutannya natural. Kesempatan luar biasa bisa berada di sini,"
Tentunya kesempatan ini harus masyarakat sekitar manfaatkan sebaik mungkin dengan pengembangan usaha kreatif yang mereka miliki. Masyarakat lokal harus menjadi tuan rumah yang baik. Tidak sekedar ramah, namun usaha kreatif mereka seperti seni budaya dan kuliner juga dikembangkan secara baik.
Gastronomy Diplomacy Kuliner Likupang
Tentang keindahan alam Likupang telah banyak yang menuliskannya. Bagaimana dengan kuliner Likupang? Dengan kesempatan diadakannya acara-acara kelas dunia di Likupang,bahkan Februari 2022 Likupang  menjadi tuan rumah pertama pelaksana side event W20 yang digelar setiap 20 tahun sekali di Indonesia. Ini merupakan catatan sejarah tersendiri karena mata dunia akan lebih memandang Likupang, surga wisata baru Indonesia. Mari Kita lebih kembangkan lagi kuliner lokal Likupang dan sekitarnya dengan "gastronomy diplomacy" (Gastro Diplomasi atau diplomasi kuliner merupakan salah satu element dari soft diplomasi  yang menggunakan makanan sebagai sarananya).
Kuliner Likupang mirip dengan kuliner Manado yang telah diketahui masyarakat umum lainnya, yaitu :
1. Bubur Tinutuan - kangkung, bayam, kemangi, pipilan jagung, ubi dan labu kuning bertabur cakalang atau cacahan sapi.
2. Pisang Goroho dan Sambal Roa
3. Panada
4. Lalampa
5. Nasi Kuning - bedanya dengan bubur Manado adalah sambal dan ikan cakalang
6. Cakalang Fufu
7. Binte Biluhuta - jagung yang disiram dengan cabai, tomat, udang kering, parutan kelapa dan air perasan jeruk.