Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Senior : Horror Thailand yang Melibatkan Kecerdasan Penontonnya

13 Januari 2016   21:03 Diperbarui: 14 Januari 2016   07:54 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mengetahui bahwa Komik Kompasiana mengadakan nobar film horor Thailand, saya memberitahukan kepada rekan sesama movie addict . Saat itu saya masih belum yakin untuk mendaftar,karena sepengetahuan saya film horor Asia-khususnya Thailand adalah film paling menyeramkan di dunia. Huaaa...ternyata Dina – teman saya kasih kabar bahwa dia telah mendaftar! Doh, yaaa dengan perasaan was was saya mengirimkan email pendaftaran. Kalau nggak dapat syukur, dan kalau dapat berarti saya diharuskan menonton film horor Thailand – setidaknya seumur hidup sekali. Toch nggak harus membayar, jadi kalau emang serem yang saya lakukan adalah tutup mata dan tutup telinga. Gak rugi, gak bayar tiketnya kok...hahaha... Ih beneran deh, saya lebih merasa waswas akan menonton film horor Thailand dibandingkan ketika masuk ke Revenge of the Mummy™ USS yang 4D mummy-nya nguber en nimpuk kita beneran! (Ceritanya bisa dibaca di 4 Days in Singapore : Universal Studio II )
Sebenarnya industri film Thailand sedang saya gemari sejak menyaksikan film ATM produksi negeri tersebut. Lucunya sampai ngejengking-jengking, kebetulan saya menyaksikannya di Blitz Grand Indonesia juga. Sejak itulah saya sering meluangkan waktu untuk nonton film Thailand jika tayang di bioskop. Tetapi untuk thema horor...duh sorry to say...nyali belum terkumpul kalau dengar bahwa film horor Thailand bikin kita ketakutan setengah mampus! Apalagi kalau filmnya sampai berdarah-darah...hadeuuuh...
Ternyata saya mendapat kuota untuk nobar film Senior! Langsung deh, ngeri ngeri sedap – ngumpulin nyali – haruskah saya membaca ayat kursi 7x sebelum menonton? Yang jelas, saat siang hari sebelum berangkat ke Grand Indonesia saya menyalakan lampu depan, garasi dan dapur rumah karena assisten rumah tangga dan tukang kebun sedang mudik serta saya pulang malam hari. Ibu saya sampai ngomel karena matahari masih terik gitu saya menyalakan semua lampu, saya mengatakan bahwa akan pulang malam dan ibu biasanya tidak menyalakan lampu-lampu ruangan yang akan saya lewati tersebut. Saudara yang biasa menyalakan lampu bagian itu-pun sedang di Bekasi, jadi kalau tidak saya nyalakan pasti gelaplah nanti malam...hiiii,,,mosoq gara-gara nonton film Senior saya takut pulang???


Saya tiba di Grand Indonesia terlebih dahulu ke Foodhall untuk menghadiri satu acara, jam setengah 4 lewat 15 menit saya menuju CGV Blitz di lantai 8. Pandangan menyapu di area, dan terlihatlah gerombolan berondong berdiri nampak ingin menyaksikan sesuatu. Wohoo, ternyata mereka fans dari Jannine Parawie Weigel aktris blasteran Thailand – Jerman bernama Thailand Ploychompoo. Saat melihat profile-nya yang di bagikan kepada media (termasuk Kompasianers) saya tertegun,”Hah? Kelahiran tahun 2000 dan pemenang Singing Kids?” Halaaah, mosoq sih harus takut nonton filmnya, sedangkan dia yang masih anak ingusan aja berani berperan di film ini...Soal “anak ingusan” dalam film ini Mon, tokoh yang diperankan Jannine sempat tersinggung mendapat julukan ini. Sebelum pemutaran film kami Kompasianers dan beberapa media partner menyimak konferensi pers mengenai film Senior. Yang hadir sore itu adalah Jannine Parawie Weigel dan producer-nya, Mr.Mothon Arayangkoon. Pada konferensi pers tersebut saya merasa lega dan yakin untuk menyaksikan film ini karena Jannine tampak polos, imut dan friendly---jauh dari kesan garang atau dingin.
Selesai konferensi pers saya dan Dina langsung turun kebawah, karena belum sempat lunch dan tidak kedapetan snack atau minuman pada konferesi pers maka saya mencari makanan terlebih dahulu di Food Louvers,makan Tom Yam Noodle – khas Thailand. Setelah shalat Maghrib di musholla kami berdua membeli makanan dan cold pressed juise di TOUS les JOURS yang berada di area bioskop,”Beli cemilan ah, jadi kalau pas adegan seram kita pura-pura ngemil dan minum aja...” kata saya ke Dina. Masuk ke theater 7 Jannine sedang bernyanyi, kemudian wefie bersama peserta nobar. Lampu dimatikan, kemudian layar-pun menampilkan adegan menegangkan. Langsung, penonton disodorkan hantu berwajah menyeramkan walaupun itu sekedar intro yang tidak masuk dalam jalan cerita. Good!
Alur film berjalan cukup cepat, mudah dicerna walaupun penonton diajak berpikir dalam kasus yang terdapat di film tersebut. Saya jadi teringat akan film macam X Files, Friday 13th dan novel Sang Master Suspense, Alfred Hitchock – bacaan saya ketika SD. Keren banget ih Ploychompoo, masih umur 15 tahun sudah berperandi film sekelas ini . Acting-nya natural, sangat berbeda jauh karakternya seperti kita melihat asli-nya! Lucky us, bisa bertemu pemeran wanita-nya secara langsung !! Sayangnya pemeran hantu pria Senior, yakni Pongsakorn Tosuwan tidak hadir ke Indonesia. Melihat karakternya di film ini, walaupun berperan sebagai hantu saya jadi teringat anggota boyband yang beberapa tahun lalu booming.
Dalam siaran pers-nya tertulis paling atas : SENIOR-Persepsi Tentang Hantu Tidak Akan Sama Lagi. Ya begitulah dalam film horror ini, kita disodorkan logika-logika , tidak merasa dibodohi. Dalam film tersebut dijelaskan bagaimana makhluk halus dapat atau tidaknya menembus tembok/dinding. Secara logika pula bahwa kita harusnya mengerti bahwa kita hidup sebenarnya di tempat berpijak “tidak sendiri”, tetapi ada dunia lain yang hidup bersama kita dan sebagai sesama makhluk Tuhan kita tidak diperkenankan saling mengganggu atau berinteraksi. Dalam beberapa adegan dan dialog juga dijelaskan bahwa “hantu-hantu” yang muncul merupakan halusinasi semata jika kita mengganggu atau bersikap jahat terhadap orang lain dan dalam posisi bersalah/menzhalimi orang lain kemudian orang tersebut meninggal dunia maka kita akan terhalusinasi akan orang yang terzhalimi kemudian meninggal dunia.
Beneran deh kalau Wise Kwal (Jurnalis dan peresensi film di Thailand) memberikan nilai 4 dari 5 merupakan nilai tertinggi terhadap film ini. Saya juga memberi nilai yang sama. Satu hal yang mengganggu dalam film ini adalah adegan penembakan hukuman mati. Terkesan sadis karena di shoot dengan jelas, padahal bisa saja sang Sutradara (Wisit Sasanatieng) hanya memberikan kiasan atau memperlihatkan regu tembak dan senapannya yang meletus – bukan memperlihatkan si penerima hukuman tertembak yang darahnya muncrat kemana-mana!


Hari ini, 13 Januari 2016 film SENIOR produksi M39 tayang di jaringan bioskop CGV Blitz, Cinemaxx Theater dan Platinum Cineplex. Jadilah penonton yang cerdas maka kita akan mengerti mengenai dunia lain lebih mendalam. Bagus tidaknya penilaian pribadi kita terhadap film ini maka dapat menganalisa kecerdasan kita sebagai penonton....hehehe, pemain-pemainnya sih mainnya bagus-bagus, natural, walaupun tokohnya ABG tapi terlepas dari kemiripan sinetron-sinetron ABG Indonesia umumnya. Nggak perlu takut, tetapi persiapkan diri untuk kaget...hehehe.

Sepulangnya dari menonton film Senior saya tidak merasa was was di malam hari seperti menyaksikan film horror biasanya, tetapi begitu memasuki pagar rumah saya agak menjauh dari tembok tebal dekat carport karena disanalah beberapa anjing tetangga suka mengaing dan mengaung di tengah malam. Dalam film ini Mon mengatakan bahwa anjing tidak memiliki penglihatan terhadap makhlus halus namun anjing memiliki penciuman yang tajam untuk mengetahui kehadiran makhluk alam lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun