# YEHH 08_YukEmakHijrahHijrah
Abai, Allah Mengharamkan Surga
Seolah tabu kalo emak-mak ngomong politik. Eh, jangan ngomong politik. Masalah itu kan udah diurusi sama wong duwuran (orang atasan). Bagian kita ngikut aja. Kan udah ada tugasnya masing-masing. Mending kita ngurusin diri kita sendiri. Memperbaiki diri.
Pernah gak mak, mendengar omongan itu. Pastinya sering ya mak. Banyak para emak yang gak mau kalo diskusi seputar urusan pemerintah/penguasa. Terlebih gak berani mengkritik kebijakan pemerintah. Padahal hatinya dongkol juga sih. Karena cabe mahal. Telor mahal. BBM mahal. Dolar naik. Eh, saat panen raya. Malah harga gabah mrosot. Tapi kok pemerintah masih sering impor beras ya? Padahal pasokan beras di lumbung alias di bulog menumpuk banyak. Loh, di mana nalarnya
Mak, ngomong politik itu penting. Karena politik itu bagian dari Islam. Termasuk urusan kita juga. Bagian dari segala sesuatu yang wajib diriayah (diurus) oleh negara. Dalam Islam peran pemerintah adalah pelayan yang wajib mengurusi urusan rakyatnya. Pemerintah bertanggungjawab jika ada rakyat yang kelaparan. Banyak rakyatnya yang miskin. Banyak yang jadi pengangguran. Pemerintah harus mengurusi urusan rakyat. Dan urusan-urusan riayah yang lainnya. Pengabaian pemerintah terhadap riayah rakyat. Adalah kemaksiatan, alias dosa besar. So emak-emak wajib mengingatkan pemerintah yang lalai bin abai terhadap urusan rakyat ini.
Nasehat nabi Saw, Dari Abu Ya'la Ma'qil bin Yasar ra. ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Seorang hamba yang diberi Allah kepercayaan memimpin rakyatnya, dan dia mati dalam keadaan menipu rakyat, pasti Allah mengharamkan surga baginya." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Maryam al-Azdiy ra, ia berkata kepada Mu'awiyah ra: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja yang diberi kekuasaan oleh Allah mengurusi umat Islam, sedang ia tidak memperhatikan kedukaan dan kemiskinan mereka, maka Allah tidak akan memperhatikan kepentingan, kedukaan dan kemiskinannya pada hari kiamat. Kemudian Mu'awiyah mengangkat seseorang untuk mengurusi segala kepentingan manusia." (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Nah mak, banyak dalil yang menerangkan wajibnya penguasa meriayah urusan rakyat. Wajib bagi penguasa memperhatikan segala kebutuhan rakyat. Dan abainya penguasa terhadap hal ini, Surga diharamkan baginya. Naudzubillah. Dimana kita bermohon kebaikan, kalo tidak kepada Allah SWT.
Tuntunan inilah yang mendorong Umar bin Khattab RA sering berkeliling malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Saat ada yang mengeluh kekurangan pangan, ia menolongnya dan memanggul karung gandum sendiri.
Dalam kesempatan lain Umar pernah berkata, "Seandainya seekor keledai terperosok di Baghdad, niscaya Umar akan ditanya, mengapa tidak kau ratakan jalannya?"
Rindu ya mak, penguasa yang memperhatikan urusan rakyat. Rindu juga penguasa yang siap menajadi pelayan bagi rakyat. Penguasa seperti akan akan terwujud dalam sistem yang benar. Yakni sistem Islam yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk urusan pemerintahan.