Mohon tunggu...
Abigail Alvira Sucahya
Abigail Alvira Sucahya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

About Me: Halo! Nama saya Abigail atau bisa juga dipanggil Abby, seorang siswi SMP di Kristen Kalam Kudus Ambon. Saya sangat menyukai olahraga, terutama basket. Bagi saya, basket bukan hanya tentang permainan, tapi juga cara untuk mengasah keterampilan kerja sama tim dan ketangguhan mental. Selain basket, saya juga menikmati berbagai aktivitas fisik lainnya, karena saya percaya olahraga adalah cara yang menyenangkan untuk menjaga tubuh tetap bugar. Saya selalu berusaha menyeimbangkan waktu antara belajar dan berolahraga, karena saya percaya keduanya saling mendukung. Di luar sekolah, saya suka bertemu dengan teman-teman dan mencoba hal-hal baru yang menantang. Saya juga senang mengejar cita-cita dan berusaha menjadi versi terbaik dari diri saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

? & Survei

8 November 2024   19:48 Diperbarui: 8 November 2024   21:28 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perundungan atau seringkali disebut dengan istilah: bullying. Merupakan salah satu masalah sosial yang masih sering terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja, dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan perundungan tidak hanya berdampak pada hubungan antar individu, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik korban dalam jangka panjang. Fenomena ini telah banyak diteliti dan diukur, menunjukkan bahwa dampaknya sangat luas dan dapat mengarah pada konsekuensi yang serius. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak perundungan terhadap korban, berdasarkan berbagai fakta ilmiah dan hasil survei yang relevan.

:

Salah satu dampak utama yang sering dialami oleh korban perundungan adalah gangguan kesehatan mental. Survei yang dilakukan oleh () menunjukkan bahwa sekitar 60% korban perundungan mengalami depresi yang berkepanjangan. Depresi ini dapat menyebabkan perasaan tidak berharga, kesulitan untuk berinteraksi sosial, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

Selain depresi, kecemasan juga merupakan masalah umum yang dihadapi oleh korban perundungan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam mengungkapkan bahwa korban perundungan lebih cenderung mengalami gangguan kecemasan, terutama kecemasan sosial. Mereka merasa tertekan dan takut untuk berinteraksi dengan orang lain karena rasa takut akan diejek atau dihina.

:

Tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, perundungan juga dapat memengaruhi kesehatan fisik korban. Menurut sebuah studi dari (), korban perundungan seringkali mengalami gangguan tidur seperti insomnia. Mereka yang terlibat dalam perundungan cenderung merasa tertekan atau cemas pada malam hari, yang mengganggu pola tidur mereka.

Selain itu, perundungan juga bisa berkontribusi pada peningkatan tingkat stres fisik yang dapat memicu masalah kesehatan lainnya, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga gangguan jantung dalam kasus yang lebih parah.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ., perundungan memiliki dampak signifikan terhadap prestasi akademik korban. Sebanyak 20% korban perundungan melaporkan bahwa mereka kesulitan untuk fokus di sekolah, yang berdampak pada penurunan nilai dan keterlibatan dalam kegiatan sekolah. Hal ini terjadi karena korban perundungan merasa cemas atau takut saat berada di lingkungan sekolah, yang menghambat kemampuan mereka untuk belajar dengan optimal.

Dampak sosial juga tak kalah besar. Menurut sebuah survei oleh (), banyak korban perundungan yang merasa terisolasi dan kesulitan untuk menjalin pertemanan baru. Mereka sering merasa diabaikan atau dijauhi oleh teman-temannya, yang membuat mereka lebih rentan terhadap kesepian dan isolasi sosial.

:

Dampak perundungan tidak berhenti di masa sekolah atau masa muda. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa perundungan dapat memengaruhi kepercayaan diri dan pandangan hidup seseorang hingga dewasa. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam , ditemukan bahwa korban perundungan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan kepercayaan diri, bahkan ketika mereka sudah mencapai usia dewasa.

Lebih parahnya, beberapa korban perundungan dapat mencari pelarian melalui perilaku negatif seperti penyalahgunaan zat, seperti alkohol atau narkoba. Menurut Drug (), korban perundungan memiliki risiko dua kali lipat untuk terlibat dalam perilaku adiktif dibandingkan mereka yang tidak mengalami perundungan.

Meski dampak perundungan sering kali sangat merugikan, faktor lingkungan dan dukungan sosial dapat memainkan peran penting dalam pemulihan korban. Penelitian menunjukkan bahwa korban yang memiliki dukungan sosial yang kuat, baik dari keluarga, teman, atau guru, memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengatasi trauma akibat perundungan. Survei yang dilakukan oleh menyatakan bahwa korban yang mendapat perhatian dan dukungan dari orang terdekat mereka lebih mampu mengelola stres dan kecemasan yang mereka alami.

Sebaliknya, korban yang tidak memiliki sistem dukungan yang memadai cenderung merasa lebih terisolasi dan kesulitan untuk pulih dari perundungan yang mereka alami.

:

Dampak perundungan terhadap korban sangat luas dan mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, hingga jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, terutama sekolah dan tempat kerja, untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat. Ini termasuk menciptakan lingkungan yang aman, mendukung korban, serta memberikan edukasi mengenai dampak perundungan kepada masyarakat luas.

Hasil survei dan penelitian menunjukkan bahwa penanganan yang cepat dan tepat, serta dukungan yang memadai, dapat membantu korban perundungan untuk pulih dan melanjutkan hidup mereka dengan lebih baik. Oleh karena itu, kita semua memiliki peran penting dalam mencegah perundungan dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan empatik bagi semua orang.

Oleh karena itu, dengan memahami dampak-dampak yang ditimbulkan, kita bisa lebih sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan, untuk kesejahteraan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun