Mohon tunggu...
ويجايا WNKS
ويجايا WNKS Mohon Tunggu... -

Luntang lantung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pembawa Acara Hiburan Televisi Indonesia Bodoh dan Kekanak-kanakan

8 Maret 2011   02:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hampir sebulan saya di Bali dan lebih dari seminggu saya habiskan di salah satu rumah sakit swasta di Denpasar menemani ibu yang ada masalah dengan pencernaannya sehingga saya sempat merasakan menonton acara Televisi buatan Indonesia, entah itu drama serial hinga acara hiburan musikal yang menyatukan juga dengan komedi (variety show?)

Mungkin karena memang acara tersebut yang ada atau saya sendiri yang memang tidak terbiasa dengan hiburan mutakhir milik nasional saya jadi terkesan antipati. Mulai dari iklan yang nyinyir dan berjubel dan terkesan memakan separuh dari waktu tayang hingga ocehan konyol yang tidak lucu dari pembawa acara hiburan.

Malah beberapa pembawa acara yang katanya terkenal di Indonesia terkesan sangat bodoh, saat mengikuti alunan lagu membuat gerakan-gerakan yang hendak bermaksud lucu malah menjadi tidak berguna sehingga menjengkelkan. Mungkin bermaksud mengikuti acara konyol nan cerdas ala Saturday Night Live?

Atau pembawa acara nyinyir di kolom gossip yang terkesan dibuat-buat saat membawakannya dan memakai kata-kata yang berulang-ulang? (membuat acara gossip murahan TMZ menjadi maha karya jika dibandingkan dengan acara gosip tersebut)

Saya jadi dapat mengerti mengapa Ryan Seacrest menjadi pembawa acara termahal dan disegani, atau bahkan pemain filem macam James Franco walau sempat melucu dengan pakaian wanita di acara OSCAR tidak terkesan melecehkan karena kuatnya skenario dan pewatakan bukan sekedar membuat gerakan konyol dan kata-kata dangkal yang tidak relevan.

Saya menjadi mengerti mengapa gotong royong sangat utama di Indonesia karena menyukai keseragaman sehingga acara yang jauh dari kesan menghiburpun terasa "seragam" mungkin karena mereka sangat menyuaki paham gotong royong dan kebersamaan tersebut, sehingga kalau dapat membuat acara buruk dan disukai kenapa bersusah payah membuat acara bagus yang kemungkinan akan dihindari?

Atau acara hiburan dan  gossip yang berulang-ulang dengan rentetan kalimat-kalimat tajam tapi tanpa isi? Bahkan perihal perkawinan salah satu penyanyi dengan orang bukan WNI bisa jadi headlines besar-besaran atau seorang perempuan dewasa yang berpacaran dengan anak muda berumur 25-an menjadi berita tanpa henti. Sedangkal itukah arti berita bagi broadcaster Indonesia? Sementara kita sering menghujat produk Amerika (USA) ternyata karya adiluhung bangsa jauh lebih buruk (apakah ini berarti sama dengan pepatah buruk rupa cermin dibelah?)

Saya tidak tahu kriteria perekrutan insan pertelevisian di Indoensia apalagi di luar negeri karena saya tidak berkecimpung didalamnya. Tetapi paling tidak memahami dan berbekal ilmu komunikasi sangatlah diharapkan saya rasa. Entah itu karena sekolahan secara resmi atau kursus-kursus singkat hingga pengayaan akting yang terus menerus.

Saya tidak berharap bahwa acara hiburan dibawakan dengan gaya CNN, BBC ataupun Aljazeera tetapi suatu acara semestinya melibatkan tim yang kuat mulai dari produser acara, pembuatan naskah dan ruang improvisasi (kalau diperlukan) yang tidak kebablasan hingga plotting dan timing yang tepat, dan juga pendukung suatu produksi lainnya.

Bahkan acara drama serial Indonesiapun setali tiga uang. Penokohan yang tidak meyakinkan (tukang casting mesti dipecat kayaknya) penceritaan yang dangkal hingga sudut pengambilan gambar yang hampir seragam di hampir setiap produksi membuat saya bertanya-tanya apakah mereka lulusan sekolah yang sama dan sangat taat akan guru pengajarnya sehingga tidak berani membuka wawasan baru karena takut kualat?

Entahlah, atau memang saya sendiri yang tidak bisa menikmati acara mutakhir tersebut?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun