Mohon tunggu...
Wawan Setiawan
Wawan Setiawan Mohon Tunggu... Swasta -

Penulis adalah pengisi kolom info teknologi di portal Tribrata Polda Jateng http://www.tribratanewsjateng.com, narasumber tetap acara Teknovasi (teknologi dan inovasi) SBOteve milik Jawa Pos, dan CEO Internet Service Provider Baliooo.com email: wawan@baliooo.com website: http://www.baliooo.com Kompasiana: http://www.kompasiana.com/baliooo Blog: http://baliooo.wordpress.com Arsip acara televisi Teknovasi (Teknologi dan Inovasi) bisa anda cari di http://www.youtube.com dengan keyword "teknovasi"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Russia Membuat Skynet, Robot AI Combat

19 April 2016   15:13 Diperbarui: 19 April 2016   21:40 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Artificial Intelligence dan implementasinya,
Russia membuat Skynet, Robot combat
Oleh Wawan Setiawan
---

Abad 21 ini boleh dibilang abadnya Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, karena di banyak negara telah mengembangkan Artificial Intelligence untuk kepentingan yang berbeda beda. AI dirancang dari membuat robot humanoid, sampai kecerdasan untuk mengalahkan manusia dalam permainan strategi yang rumit seperti Catur atau Go/wei qui.

Banyak pengembang, salah satunya Google, telah mengembangkan AI dengan mencontoh sistem neural manusia bekerja, agar mesin AI mampu melakukan Deep Learning. Microsot tidak ketinggalan, membuat AI Tay untuk bermain Twitter yang berakhir dengan komentar rasis, karena Tay mendapatkan data teman chat yang rasis.

Apabila di Amerika kita sering mendapatkan informasi bahwa AI digunakan untuk multifungsi, di Russia sebenarnya juga mengembangkan AI tapi banyak di implementasikan di pembuatan industry militer. Dalam perang suriah kemaren, Russia mempertontonkan kemampuan kecerdasan senjatanya, dengan menembak ISIS baik dari kapal induk atau kapal selam yang jaraknya lebih dari 1500 dan tepat sasaran, atau range akurasinya 5-10 meter dari sasaran utama.

Russia juga mempunyai rudal interceptor S-300 yang baru saja dibeli Iran. S-300 dianggap superior untuk menembak obyek terbang seperti pesawat, rudal, atau missile. Kinerja S-300 sangat canggih, S-300 mampu memilih wilayah kosong untuk mencegat obyek udara, dan juga tidak akan menembak jika obyek angkasa dikalkulasi tidak membahayakan. Pada dasarnya S-300 seperti Iron Dome milik Israel atau rudal Patriot milik Amerika, berguna untuk melindungi obyek vital, termasuk kota suci Mekah yang dilindungi oleh rudal interceptor Patriot. Namun S-300 mempunyai kemampuan akurasi dan kecepatan yang lebih advance saja daripada Patriot atau kelas bawahnya lagi Iron Dome Israel,

Beda Russia, beda juga dengan perusahaan Facebook. Facebook mengembangkan Virtual Reality melalui Oculus, dan juga mengembangkan AI untuk facebook social networknya. Saat ini Facebook sedang mengembangkan AI yg bisa mendeteksi obyek gambar yang diupload dan kata atau kalimat yang diposting. Tentu saja hal ini untuk mengurangi fungsi pekerjaan manusia yang saat ini mengawasi postingan di Facebook baik dalam masalah posting gambar atau posting text atau kalimat. Yang tidak pantas akan didelete oleh Facebook. Kedepan AI facebook yang akan melakukannya, untuk identifikasi gambar dan posting.

Beda Facebook beda pula dengan Google, rajanya Artificial Intelligence, Google mengembangkan banyak project dibawah Sergey Brin, imigran dari Moscow Russia yang sukses besar di Amerika Serikat. Google mengembangkan superkomputer berbasis qubit, sampai merancang sopir dan mobile otomatis, tanpa kemudi, mesin AI Alpha Go yang terbukti jauh lebih unggul daripada manusia dalam permainan Go/Weiqi

Google juga menyediakan API di bisnis Cloud-nya untuk artificial intelligence-nya, termasuk translator bahasa dan suara. Dengan adanya API Artificial Intelligence yang disediakan oleh Google, anda-pun bisa membuat aplikasi berbasis AI-nya Google. Dalam hal AI untuk IT, saat ini Google masih yang terbaik.

AI memang sedang trend, range implementasi-nya hampir menyentuh segala bidang kehiduoan, dari fungsi translate bahasa baik teks atau tertulis, implementasi di aplikasi seperti facebook, ataupun implementasi di bidang militer seperti rudal interceptor S-300 Russia, atau Skynet yang menggunakan Unicum Artificial Intelligence software, adalah sebuah robot combat, bentuknya Tank tapi mampu bertindak sendiri tanpa harus di setir oleh manusia. Skynet mampu saling berkomunikasi antar Skynet, mampu menempatkan sisi yang strategis untuk combat, dan mampu menembak sasaran dengan akurasi tinggi,

Ilmuwan seperti Prof. Hawking, teknolog Elon Musk, Prof. MIT Noam Chomsky, Apple Co-founder Steve Wozniak menolak pengembangan Skynet Russia. Namun tampaknya Russia tidak mudah disetir atau didikte, negeri Russia sebenarnya tidak pernah ketinggalan dalam hal Artificial Intelligence, hanya saja mereka implementasikan di peralatan atau industry militer, industry yang menopang ekonomi Russia setelah oil dan gas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun