Catatan Wawan Setiawan
-----
Saat ini dari perkembangan ilmu biologi, yang termasuk berkembang pesat adalah rekayasa genetika. Meski di survey di Amerika, tentang penggunaan rekayasa genetika adalah untuk menciptakan manusia cerdas, tapi fungsi rekayasa genetika sebenarnya banyak sekali, salah satunya untuk mengobati kanker. Baru baru ini, diulas di MIT Technology Review, ilmuwan akan mencoba melakukan editing genome untuk keperluan penyakit kanker. Kanker adalah terjadinya mutasi genetik yang tidak semestinya, untuk itulah bisa diedit untuk menyembuhkan penyakit kanker. Kalau hal ini terjadi, maka hal ini adalah pertama kalinya penyakit kanker diobati dengan rekayasa genetika.
Rekayasa genetika juga diharapkan tidak hanya mengobati kanker saja, tapi juga penyakit degeneratif, misal diabetes sampai AIDS. Saya kira ini kemajuan signifikan sains di bidang biologi. Selain Amerika, China juga mengembangkan secara signifikan CRISPR (Clustered regularly interspaced short palindromic repeats). Kemajuan rekayasa genetika, tidak terlepas dari ilmu pengetahuan tentang evolusi. Kalau memahami ilmu pengetahuan tentang Evolusi, maka akan mengetahui juga bahwa ilmu evolusi-lah yang menjadi dasar pengembangan rekayasa genetika. Genetika sendiri adalah blueprint tentang individu, bagaimana individu akan punya mata, hidung, bentuk tubuh fisik, termasuk potensi penyakitnya, yang diturunkan dari genetika kedua orang tuanya.
Saya sendiri menyambut positive adanya penyembuhan kanker dengan editing genome. Selain lebih fundamental, ini adalah titik tolak baru bagaimana sains berguna dan berjasa untuk kepentingan yang bersifat humanisme.
Saat ini kanker, diobati dengan kemotherapi dan operasi. Kemotherapi disebutkan malah mengurangi immune seseorang. Tapi ini adalah pengobatan penyakit kanker konvensional yang ada saat ini. Saya berharap pengobatan kanker dengan rekayasa bisa dipercepat dan sukses. Biayanya untuk cek genetika kita juga tidak mahal, sekitar usd 1000, atau malah ada yang digratiskan namun bayarnya ketika kita melakukan editing genetika kita. Kalau percobaan pengobatan penyakit kanker dengan editing genetika sukses, saya harapkan segera bisa di-implementasi di mana saja. Saya sendiri pernah kehilangan kakak yang mengidap kanker, dan menjadi sedikit tahu apa itu penyakit kanker dan pengobatan konvensional.
Sekali lagi salute buat sains, berusaha memberikan yang lebih baik bagi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H