Mohon tunggu...
Balia Eka01
Balia Eka01 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hadroh

Selanjutnya

Tutup

Diary

Penjual asongan yang tak kenal lelah

3 Juni 2024   09:06 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:25 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Dulu kita sering melihat orang bejualan dengan cara saling menukar barang (barter)seiring perkembangan zaman.Negara membuat benda berupa uang untuk menjadi barang tukar,sehingga sistem barter sudah hilang,dan sekarang negara sudah muali menggunakan uang untuk jual beli barang.Seiring berjalannya waktu masyarakat mulai membuka usaha kecil"an seperti bedagang (kios)

Dari cerita di atas,saya pernah bertanya kepada seorang pedagang kios(ink mua'yah)di DUSUN IMBA  KEC.PERINGGABAYA KAB.LOMBOK TIMUR

Awal mula beliau mulai berdagang karena ingin memiliki penghasilan yg cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari".

Untuk berusaha pasti kita harus memiliki modal,dan beliau membuka usahanya dengan modal awal Rp1.000.000.Dari uang yg Rp1000.000 beliau mulai membeli barang yg bisa di jual seperti mie,kopi,es,snack dll.

Untuk mendapatkan keuntungan yg lebih beliau memiliki cara sendiri dgn menjual mie,kopi,dan es beliau menjualnya dgn siap saji sehingga mendapatkan keuntungan yg lebih.contohnya mie yg mulanya seharga Rp3.500 menjari Rp4.000/pcs dan yg mulanya mie /dus yg berisi 40 pcs seharga Rp112.000 menjadi Rp160.000 sehingga beliau bisa mensapatkan keuntungan sebesar Rp500/pcs dan Rp40.000/dus.

Seringkali Ink mua'yah mengelami ketidak sesuaian dalam berdagang seperti kurangnya penghasilan/keuntungan dlm berjualan setiapharinya,tapi Ink mua'yah tidak berputus asa dalam menjalankan usahanya,karena dia yg menjadi tulang punggung keluarganya.kata beliau penghasilan tersebut,kalo di hitung tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan modal usahanya,sehingga Ink mua'yah berjualan lagi di rumahnya untuk menambah penghasilannya,karena memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Pelajaran yg bisa kita ambil dari perjalanan hidup beliau tereuslah berusaha walaupun keadaan tidak mendukung dan yakinlah bahwa tuhan mengetahui apa yg kita inginkan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun