Mohon tunggu...
Balggys Mae
Balggys Mae Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Biaya Kesehatan untuk Perokok Habiskan Ratusan Triliun

24 November 2017   13:42 Diperbarui: 24 November 2017   14:19 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.brilio.net

Menurut Profesor Ascobat pada CNNIndonesia.com usai peluncuran buku "Health and Economics Costs of Tobacco in Indonesia" di Aula Siwabessy, gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, padahal kita hanya ingin menghitung Consumption-nya, pengeluaran rumah tangganya. Dan kalau dilihat juga menurut data dari Kementerian Keuangan kita, kira-kira belanja rumah tangga itu sebesar 73,9 persen dari total PDB.

Menurutnya ada selisih cukup besar, tapi memang bukan berarti kita anggap angka pengeluarannya jadi kecil. Namun hal ini perlu jadi perhatian. Apabila dihitung, 73,9 persen dari US$3.362 ialah US$2.484. Kemudian angka ini dikalikan DALYs sehingga kerugian makroekonomi sebesar Rp276 trilyun.

Pada sisi lain merokok merupuakan keputusan individu. Pemerintah juga melakukan pencegahan dengan berbagai cara atau jurus demi mengurangi jumlah perokok. Tetapi semua itu percuma merokok keputusan masing-masing. Perlu adanaya riset dengan pendekatan sosiologis, psikologis dan kultural.

Jadi apa penyebab orang merokok? Hal ini perlu dilihat dari segi sosiologi apakah merokok karena kebutuhan komunitas atau seseorang diterima dalam kelompok saat diriya merokok, atau memang itu terjadi pada lingkungan mereka masing-masing.


Berbagai macam sisi alasanya, jika hal ini terjadi pada sisi psikologis, orang akan lebih produktif saat merokok atau menemukan ketenangan bersama asap rokok.

Sedangkan pada sisi kultural ada cultural bound di mana merokok adalah bagian dari budaya. Tidak merokok sama saja bukan bagian dari komunitas budaya tersebut.

Dirinya menegaskan bahwa, jika kita menemukan hal-hal yang membuat orang memutuskan untuk merokok maupun hal-hal yang membuat orang berhenti merokok maka barulah bisa diformulasikan intervensi apa yang baiknya dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun