Mohon tunggu...
Baldwine Honest G
Baldwine Honest G Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan

Pendidik, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kebutuhan Afeksi pada Anak

23 Juni 2024   18:37 Diperbarui: 23 Juni 2024   18:45 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afeksi adalah suatu bentuk kebutuhan cinta dan kasih sayang yang di dalamnya terdapat unsur memberi dan menerima. Afeksi dapat meliputi perasaan kasih sayang, rasa kehangatan dan persahabatan yang ditunjukkan pada orang lain. Setiap orang mempunyai kebutuhan untuk memberi dan menerima afeksi. Saat yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan afeksi adalah pada saat usia dini. Karena, kekurangan afeksi saat usia dini dapat membahayakan perkembangan anak hingga dewasa.

Seorang anak, sejak lahir membutuhkan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya. Kita sebagai orang tua harus bisa memenuhi kebutuhan tersebut, dan akan lebih baik sejak anak kita berada di dalam kandungan.

Namun, bisa saja karena suatu hal, anak tidak terpenuhi kebutuhan afeksi tersebut. Bisa jadi karena orang tua mereka dalam kondisi tertekan, tidak bahagia, tidak harmonis, atau berada di lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang yang penuh, misalnya orangtua yang terpaksa bercerai, atau tinggal di Panti Asuhan dengan anak asuh yang banyak.

Kekurangan afeksi bisa menimbulkan banyak gangguan penyesuaian diri dan perkembangan sosial anak. Yaitu perkembangan fisik yang terlambat karena anak depresi, gagap atau mengalami gangguan bicara, sulit konsentrasi, terlihat agresif dan nakal, menarik diri, egois dan penuntut. Dan dalam taraf yang berat dapat menyebabkan gangguan jiwa.

Akan tetapi, bukan berarti afeksi yang berlebihan akan lebih baik. Anak yang terlalu banyak mendapat afeksipun akan kesulitan dalam penyesuaian diri. Pelimpahan afeksi yang berlebihan justru menghalangi anak belajar mengekspresikan afeksi kepada orang lain. Anak memfokuskan afeksi hanya untuk dirinya sendiri, ia menuntut dan berharap afeksi dari orang lain, akibatnya anak sulit mengembangkan ikatan emosional dengan orang lain sehingga menghalangi dirinya menjadi anggota kelompok teman sebayanya. Anak dengan afeksi berlebihan akan menjadi anak yang sombong, egois, dan suka meremehlan dan merendahkan orang lain.

Yang perlu kita ingat, apapun yang terjadi pada anak-anak kita bukanlah sepenuhnya kesalahan anak. Sebagai orang tua, kita memiliki andil dalam pembentukan perilaku anak tersebut. Bisa jadi karena kita yang kurang perhatian, atau justru karena kita berlebihan memberikan perhatian. Sehingga kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka ketika mereka berperilaku yang tidak baik.

Tidak ada anak di dunia ini yang bercita-cita sebagai anak nakal, tidak ada anak yang ingin berbuat tidak baik di dunia ini. Yang mungkin terjadi adalah salahnya pengasuhan serta pendidikan yang diberikan kepadanya. Sebagai orang tua, ada baiknya kita melakukan refleksi terhadap diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita menyalahkan anak-anak kita ketika mereka berperilaku tidak baik. Apa saja yang selama ini sudah kita lakukan pada masa pembentukan perilaku anak. Tidak ada kata terlambat, penuhi kebutuhan afeksi anak kita, dengan ketulusan dan sepenuh hati. Secukupnya, tidak kurang, tidak lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun