Mohon tunggu...
Baldwine Honest G
Baldwine Honest G Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan

Pendidik, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami dan Mendengarkan Remaja

15 November 2021   09:42 Diperbarui: 19 November 2021   11:35 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa.  Masa remaja disebut juga dengan masa perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja antara lain adalah meningginya emosi, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan, berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Karena mereka merasa bukan lagi kanak-kanak, maka pencarian jati diripun dimulai,  dipengaruhi oleh lingkungan yang paling dominan mereka berinteraksi, baik di dunia nyata maupun di media sosial.

Permasalahan yang ditemui oleh remaja sangat beragam, dan dikarenakan egonya sedang tinggi, mereka sangat jarang mau dinasehati secara formal. Lalu bagaimana sebaiknya orangtua yang mempunyai anak remaja, maupun pendidik yang mengajar remaja dalam bersikap, saat remaja murung, frustasi, sedih dan marah karena sedang menemui masalah?

Lagu berjudul "Runtuh" yang dinyanyikan Feby Putri dan Fiersa Besari, mungkin bisa mewakili suara remaja. Lirik dalam lagu tersebut menceritakan remaja yang sedang terluka hatinya, ingin menangis, ingin dimengerti, ingin didengarkan, , tanpa perlu dinasehati. Mereka tahu bahwa tidak boleh mengeluh, harus bersyukur harus menerima, namun ada saatnya mereka membutuhkan ruang dan waktu untuk menghilangkan kesedihan mereka. Berpura-pura bahwa semua baik-baik saja, tentu saja tidak mudah. "Namun bolehkah sekali saja ku menangis ?...Ku tak mau lagi membohongi diri..." demikian satu penggalan liriknya.

Banyak ditemui remaja sedang frustasi karena berbagai alasan, bisa jadi patah hati, konflik pertemanan, konflik di sekolahnya, tekanan keluarga, dan lainnya. Saat mereka mengalami luka batin, maka tergantung dari pengendalian emosi yang ada dalam diri remaja tersebut, Bisa jadi ingin berteriak, ingin membanting pintu, atau lebih parah lagi, lari ke barang terlarang. 

Yang mereka butuhkan saat itu adalah sahabat dan teman yang menenangkan, tempat mereka bisa mencurahkan apa yang mereka rasakan. Dikarenakan emosi yang sedang menguasai, maka logika biasanya dilupakan.

Sering terjadi dalam keluarga dan sekolah, saat menemui anak atau murid mereka sedang murung, sedih dan banyak masalah adalah, langsung memunculkan kalimat ini, "kenapa sih marah dan sedih gitu ?.... "sudah jangan mengeluh, harusnya bersyukur..., masalahmu itu masih mending dibanding masalah ibu/bapak dulu...." dan rentetan nasehat yang panjang, tanpa ingin memahami  permasalahan sebenarnya yang sedang dihadapi remaja tersebut. Apakah emosi anak akan mereda dan kemudian sembuh frustasinya? Tentu saja tidak.

Peran orangtua dalam mengatasi permasalahan remaja adalah sangat penting. Karena itu, orangtua harus mulai memahami karakteristik remaja, mempelajari cara berkomunikasi yang baik, dan mulai berusaha memahami apa yang dirasakan anak.  Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu langkah sederhana yang perlu dilakukan. Ketika akan mendengarkan keluh kesah dan cerita anak, pilihlah tempat atau suasana yang nyaman. Orangtua juga bisa memancing dengan menanyakan hal-hal yang sederhana, seperti : Bagaimana harimu?  Apakah ada orang yang kurang menyenangkan? Bagaimana teman-temanmu?  Tanyakan dengan perlahan dan jangan terkesan menginterogasi. 

Saat seorang anak remaja merasa nyaman bercerita tanpa dihakimi, biasanya mereka akan mau terbuka mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Apabila sejak kecil komunikasi antara anak dan orangtua sudah cukup baik, tentus saja hal ini bukan sesuatu yang sulit. Dengarkan, tanpa banyak komentar. Lebih baik berdiskusi, solusi apa yang sebaiknya dilakukan. Pola asuh demokratis ini banyak berhasil.

Pola hidup sehat, harus diterapkan di keluarga. Makanan bergizi, dan berolahraga ringan, seperti jalan sore bersama. Untuk mengatasi depresi pada remaja, penggunaan gawai harus dibatasi, karena dari beberapa penelitian, media sosial sangat mempengaruhi emosi remaja. Ajak untuk puasa media sosial untuk beberapa waktu sampai kondisinya tenang. Tentu saja orangtua juga harus memberikan contoh yang baik.

Mendampingi anak remaja adalah keharusan agar kelak mereka menjadi orang dewasa yang tangguh dan mandiri. Memahami bahwa remaja bukan lagi kanak-kanak. Banyak berdiskusi, mendukung potensi, minat dan bakat anak, mendengarkan dan menghargai pilihan-pilihan mereka. Mengarahkan, memberikan contoh terbaik, memberikan dasar agama yang baik dan menjadi sahabat terbaik. Karena orangtua hanyalah busur, mereka anak panahnya, menuju ke kehidupan terbaik mereka di masa dating.

Menghadapi anak remaja tentu berbeda dengan saat mereka masih kanak-kanak. Berikan mereka ruang, berikan kepercayaan, dan luangkan waktu untuk mendengar dan memahami.

"Kamu pasti punya masalah, anakku,. Jangan khawatir,kami selalu ada di sampingmu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun