Mohon tunggu...
Baldwine Honest G
Baldwine Honest G Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan

Pendidik, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Jiwa Ksatria pada Anak

30 April 2019   18:42 Diperbarui: 1 Juli 2021   07:20 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia bersifat ksatria adalah manusia dengan ciri-ciri berjiwa besar, toleran, apabila berani berbuat maka berani bertanggung jawab, berani mengakui kesalahan dan kelemahan diri sendiri, mengakui kelebihan orang lain, pemaaf dan memiliki kasih sayang. Sifat mulia ini wajib kita ajarkan pada anak sejak usia dini, dan tentu saja sesuai perkembangan usianya, dengan bahasa dan contoh yang mudah dipahami.

Ketika seorang anak berbuat suatu kesalahan, lebih baik tidak langsung memarahi dan menghakimi anak. Berikan pemahaman bahwa apa yang dilakukan tersebut salah, dan bisa berakibat kurang baik untuk diri mereka. Tanamkan sikap untuk mau mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya dan berjanji tidak melakukan lagi.

Baca juga: Piagam Penghargaan bagi Anak Pemberani

Ada kalanya orang tua terlalu melindungi anak, sehingga apapun yang terjadi pada anak adalah bukan kesalahannya. Contohnya, saat anak berebut mainan dengan anak lain, orangtua membela dan menyarankan anak yang lain mengalah. Atau contoh sederhana, saat anak jatuh, orang tua menyalahkan lantai yang  licin karena menyebabkan anaknya jatuh. Hal-hal kecil ini bisa mempengaruhi nalar anak, bahwa mereka selalu benar, orang lain yang salah. Ini yang perlu diluruskan.

Kita bisa mengajarkan mereka nilai-nilai ksatriaan, kesabaran dan ketangguhan melalui cerita kepahlawanan yang ada, misalnya kisah para nabi atau kisah para pahlawan nasional kita. 

Baca juga: Mau Mencetak Anak yang Tangkas dan Pemberani? Ikuti Langkah-langkah Ini

Hindarilah untuk menceritakan cerita yang sifatnya fiktif. Kembangkan jiwa kstaria anak dengan tidak berlebihan dalam memberikan perlindungan kepada mereka. Biarkan mereka melatih dirinya sendiri dalam menyelesaikan persoalan-persoalan mereka, baik di dalam menghadapi tantangan, masalah, maupun terhadap teman-teman sebayanya. 

Dan berikan kepercayaan kepada mereka untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan  usahanya sendiri.  Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai anak memperoleh sesuatu dengan cara yang tidak baik. Bimbinglah anak untuk mau mengakui kesalahan mereka, dan hindari mengatakan mereka "anak nakal". Orantua juga harus menjaga ucapannya agar tidak tidak merusak jiwa anak.

Baca juga: Mendidik Anak Menjadi Pemberani

Memiliki anak yang cerdas tidaklah cukup, karena kecerdasan itu harus dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan. Sifat-sifat mulia lainnya pun harus ditanamkan, agar anak tidak saja memiliki keunggulan intelegensinya, tetapi juga kokoh spiritual dan emosionalnya. Memiliki anak yang cerdas dan ksatria tentulah idaman semua orang tua.

Semoga anak-anak kita kelak menjadi anak yang mempunyai ketahanan fisik dan psikis, ketahanan mental dan spiritual, ketangguhan intelegensi dan emosi, juga berjiwa ksatria. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun