Raden Ayu Ontrowulan
Cinta memiliki tangan
yang membelaiku dan memberiku makan.
Cinta memiliki kaki
yang berjalan bersamaku melewati hutan
Dan padang rumput setiap hari.
Cinta mempunyai telinga
yang mendengar keluh kesahku dan keluh kesahku yang hening.
Cinta memiliki mata
yang melihat kebutuhanku.
Cinta menemaniku kemana saja,
bahkan dalam perjalanan terakhirku!
Cinta tidak melupakanku.
Tidak semua rasa sakit bisa disembuhkan,
karena ada yang menjalar jauh ke dalam hati
dan seiring berjalannya waktu,Â
rasa sakit itu berubah menjadi batu.
Ontrowulan tertawa dan
berbicara seolah-olah tidak terjadi apa-apa,
sepertinya mereka telah membeku menjadi busa,
tetapi Ontrowulan merasakan beratnya bahkan dalam mimpimu.
Musim datang kembali dengan kehangatan dan kecerahan,
dunia menjadi lautan bunga,
namun di hatiku ada tempat
yang tak lagi mekar.
Kenangan adalah satu-satunya surga
di mana kita tidak bisa diusir.
Dia sekarang bebas dan air mata kami
mendoakan kebahagiaannya.
Semua makhluk hidup mempunyai jiwa yang sama,
meskipun tubuhnya berbeda.
Jalani setiap jalan bersamaku, terutama yang terakhir,
lalu jangan bilang aku tidak bisa.
Aku mencintaimu Ontrowulan sampai nafas terakhirku,
sampai mataku terpejam.
Aku meninggalkan dunia ini dengan percaya diri
saat aku merasakan tanganmu di saat-saat terakhirku
dan tangan itu membelaiku dengan lembut.
Dan saat aku mendengar suara tenangmu
yang berbicara lembut kepadaku:
Aku mencintaimu Dewi Ontrowulan!