Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dewi Lanjar

7 Januari 2024   23:04 Diperbarui: 7 Januari 2024   23:17 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Dewi Lanjar bisa menitikkan air mata karena dia telah tiada
atau Dewi Lanjar bisa tersenyum karena dia masih hidup.
Dewi Lanjar bisa memejamkan mata dan berdoa agar dia kembali
atau Dewi Lanjar membuka mata melihat apa yang tersisa darinya.
Hatimu mungkin kosong karena kamu tidak bisa lagi melihatnya
atau mungkin penuh dengan cinta yang dia bagikan kepadamu.
Dewi Lanjar dapat meninggalkan hari esok dan menjalani hari kemarin,

atau Dewi Lanjar dapat mensyukuri hari esok
justru karena Anda memiliki hari kemarin.
Dewi Lanjar selalu bisa memikirkan fakta dia sudah tidak ada lagi
atau Dewi Lanjar bisa menghargai kenangannya dan
membiarkannya hidup di dalam ruang waktu.
Dewi Lanjar dapat menangis dan menutup pikiran, menjadi kosong
dan berpaling, atau Dewi Lanjar  dapat melakukan apa yang dia inginkan:
tersenyum, buka mata, cinta, pemberi harta...

Di dalam kereta emas tanpa roda
yang ditarik oleh ribuan bidadari,
setiap jiwa secara sembunyi-sembunyi, diam-diam

dan diam-diam menempuh perjalanannya.
Jangan malu dengan air matamu,
karena Dewi Lanjar membuka jalan menuju alam semesta.
Tanpa mutiara duka, jiwa tetap tak berdaya,
namun berenang berseri-seri menuju keabadian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun