Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kawanku

6 Januari 2024   12:35 Diperbarui: 6 Januari 2024   12:35 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semuanya bermekaran, jadi pasti musim hujan,
setiap bunga randu mengacu pada surga.
Tapi aku juga melihat embun karmel turun ke lembah,
mendekati pembubarannya, dan
seekor pohon randu membawa keinginan untuk menjadi orang lain yang lebih tinggi
dan lebih tinggi lagi hingga ia kehilangan matanya selamanya.
Sekarang jangan takut dan berhenti,
karena seluruh jalan memutar akan menuju kesia-sian.

Dan jika kamu mati kawanku,
maka aku ingin memegang kakimu jika aku bisa
dan menghilangkan ketakutanmu jika aku bisa
dan juga hatimu yang ingin berdetak
dan telah menganugerahiku begitu banyak hal yang unik di setiap momennya.

Dan saat kau mati, kawan,
aku ingin tak berkata-kata, bagaikan mangkuk
yang menampung napas terakhirmu, keheninganmu, penderitaanmu.

Dan jika kamu mati, kawan,
maka aku ingin duduk di dekat cangkangmu yang kosong,
duduk saja sebentar sampai aku mempunyai kekuatan yang cukup
untuk pergi.

Dan jika kau mati, temanku,
maka aku ingin
melihat cahaya barumu yang luar biasa dalam mimpiku.

Dia adalah temanmu, pasanganmu, pelindung, anjingmu.
Anda adalah hidupnya, cintanya, pemimpinnya.
Dia akan tinggal bersamamu, setia dan berbakti,
hingga detak jantung kecilnya yang terakhir.

Kematian menata ulang dunia.
Tampaknya tidak ada yang berubah
namun dunia menjadi berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun